Network
WARTA TIDORE - Seorang warga Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, melakukan perjalanan hingga ke kaki gunung di wilayah Karawang Selatan, Kabupaten Karawang, untuk mencari air bersih karena mengalami kelangkaan air di daerahnya. Kekeringan yang terjadi selama musim kemarau membuat air bersih di rumahnya habis.
"Air bersih di rumah kosong, musim kemarau ini kekeringan," ujar Sudirja, seorang warga Cibitung, yang pergi mencari air bersih di sekitar kaki Gunung Cipaga Karawang pada Sabtu, 30 September 2023.
Ia membawa sekitar 16 galon kosong untuk mengisi dengan air bersih dari mata air Gunung Cipaga yang terletak di dekat jalan raya.
Menurutnya, air dari Gunung Cipaga memiliki kualitas yang baik dan dapat bertahan lebih lama tanpa keruh atau berlumut jika disimpan di rumah, berbeda dengan air yang harus dibeli dengan harga Rp7 ribu hingga Rp10 ribu per galon.
Sudirja juga mengungkapkan bahwa masalah kekeringan dan kelangkaan air bersih tidak hanya terjadi di daerahnya, tetapi juga di beberapa daerah lain di Kabupaten Bekasi.
Politisi Partai Gerindra, Dedi Mulyadi, yang kebetulan melewati daerah tersebut saat Sudirja sedang mengisi galon, menyampaikan bahwa fenomena ini harus menjadi perhatian pemerintah.
Dedi Mulyadi menekankan pentingnya menjaga keberlanjutan sumber air seperti Gunung Cipaga, terutama dengan menghindari penambangan yang masif di daerah tersebut.
Kekeringan selama musim kemarau yang berkepanjangan, terutama sebagai dampak dari fenomena El Nino, tidak hanya memengaruhi Kabupaten Bekasi, tetapi juga empat kecamatan di wilayah Karawang, seperti Ciampel, Telukjambe Barat, Tegalwaru, dan Pangkalan. Lebih dari 11 ribu warga di empat kecamatan tersebut terdampak oleh kekeringan ini.
