Seorang Petugas KPPS di Wilayah Nusa Tenggara Barat yang Alami Keguguran Dapat Santunan

- 21 Februari 2024, 19:33 WIB
Reni Juliantika, seorang petugas KPPS di Tanjung Karang, Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menerima santunan dari KPU Kota Mataram karena mengalami keguguran setelah bertugas selama 24 jam pada Pemilu 2024.
Reni Juliantika, seorang petugas KPPS di Tanjung Karang, Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menerima santunan dari KPU Kota Mataram karena mengalami keguguran setelah bertugas selama 24 jam pada Pemilu 2024. /ANTARA/KPU Mataram/

WARTA TIDORE - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), memberikan santunan kepada seorang petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) bernama Reni Juliantika. Reni mengalami keguguran setelah bekerja selama 24 jam pada pemungutan suara tanggal 14 Februari 2024.

"Kami telah menyerahkan santunan kepada Reni Juliantika sebagai bentuk perhatian pemerintah terhadap petugas KPPS yang mengalami musibah," kata Komisioner KPU Kota Mataram, Muslih Syuaib Rabu, 21 Februari 2024.

Muslih menyebutkan bahwa Reni, yang bertugas di TPS 7 Tanjung Karang, Kota Mataram, menerima santunan sebesar Rp8,5 juta. Selain Reni, satu anggota PPK yang mengalami retak kaki saat bertugas juga menerima santunan sebesar Rp4 juta.

"Dari data yang kami miliki, total ada 7 anggota KPPS yang perlu mendapat perawatan medis karena kelelahan," tambahnya.

Namun, sebagian besar dari mereka dapat langsung pulang setelah mendapat perawatan dan tidak perlu rawat inap, sehingga tidak diberikan santunan seperti dua anggota KPPS lainnya.

"Semua petugas KPPS sudah memiliki asuransi BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan untuk perawatan kesehatan," jelas Muslih.

Kepala Dinas Kesehatan, dr. H. Emirald Isfihan, sebelumnya menyebutkan bahwa selama pemungutan suara pada tanggal 14 Februari 2024, sebanyak 106 petugas KPPS mendapat perawatan medis karena berbagai faktor.

Dari 106 petugas KPPS tersebut, satu di antaranya dirujuk ke RSUD Kota Mataram karena terindikasi mengalami demam berdarah dengue (DBD) setelah hasil laboratorium menunjukkan penurunan trombosit.

"Sementara 105 petugas lainnya sudah pulih setelah mendapatkan perawatan di puskesmas wilayah masing-masing," tambahnya.***

Editor: Iswan Dukomalamo

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x