Gunung Gamalama di Kota Ternate Maluku Utara Keluarkan Asap dan 14 Kali Gempa Vulkanik

- 23 Februari 2024, 17:39 WIB
Gunung Gamalama di Ternate mengalami peningkatan aktivitas pada Jumat (23/2/2024).
Gunung Gamalama di Ternate mengalami peningkatan aktivitas pada Jumat (23/2/2024). /ANTARA/Abdul Fatah/

WARTA TIDORE - Pusat Vulkanologi dan Migasi Bencana Geologi (PVMBG) mengumumkan bahwa Gunung Gamalama di Ternate, Maluku Utara (Malut), telah mengeluarkan asap dan mencatatkan 14 kali gempa vulkanik dengan amplitudo 4-12 mm.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Migasi Bencana Geologi, Hendra Gunawan, mengatakan bahwa Gunung Gamalama telah mengalami gempa vulkanik sejak Kamis, 22 Februari 2024. Gempa vulkanik tersebut menunjukkan peningkatan tekanan dalam tubuh Gunung Gamalama akibat aktivitas magmatik yang meningkat, meskipun hingga saat ini belum tercatat gempa-gempa permukaan.

Gunung Gamalama, dari Kamis hingga Jumat, 23 Februari 2024 tercatat mengalami 3 kali gempa hembusan, 4 kali gempa vulkanik dalam, 2 kali gempa tektonik lokal, dan 5 kali gempa tektonik jauh. Aktivitas hembusan kawah teramati dengan asap kawah putih tebal dengan tinggi 100-400 meter, serta angin yang bertiup lemah-kencang ke arah utara.

PVMBG mencatat, dalam rentang waktu 1-22 Februari 2024, terjadi 26 kali gempa hembusan, 2 kali gempa harmonik, 1 kali gempa tornillo, 1 kali gempa vulkanik dangkal, 34 kali gempa vulkanik dalam, 57 kali gempa tektonik lokal, 181 kali gempa tektonik jauh, dan 2 kali gempa getaran.

Aktivitas hembusan kawah teramati dengan asap kawah putih tipis hingga sedang, dengan tinggi 10-100 meter. Angin bertiup lemah hingga kencang ke arah utara, timur laut, timur, tenggara, selatan, barat daya, dan barat.

Secara umum, aktivitas Gunung Gamalama dari 1 Januari hingga 23 Februari 2024 cenderung fluktuatif dan masih didominasi oleh gempa vulkanik dalam, gempa tektonik lokal, dan gempa tektonik jauh yang berkaitan dengan aktivitas tektonik regional di sekitar kepulauan Halmahera.

Menurut Hendra, potensi bahaya yang kemungkinan besar terjadi adalah erupsi freatik, dengan ancaman berupa lontaran material dari kawah utama yang dapat melanda wilayah dengan radius 1,5 km dari pusat erupsi. Hujan abu tipis dapat terjadi dengan jarak dan intensitas tergantung pada arah dan kecepatan angin.

Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data visual serta instrumental, tingkat aktivitas Gunung Gamalama masih berada pada Level II (Waspada).

Dengan tingkat aktivitas Gunung Gamalama pada Level II (Waspada), masyarakat di sekitar Gunung Gamalama dan pengunjung/wisatawan dihimbau untuk tidak beraktivitas dalam radius 1,5 km dari kawah utama di puncak Gunung Gamalama.***

Editor: Iswan Dukomalamo

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah