Seorang Nelayan di Garut Alami Kecelakaan Laut Terdampar di Pantai Santolo Dievakuasi

- 17 Maret 2024, 17:44 WIB
Petugas Satuan Polisi Air dan Udara (Satpolairud) Polres Garut bersama para nelayan melakukan evakuasi kapal nelayan yang terhempas oleh gelombang laut di Pantai Santolo, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada hari Minggu, tanggal 17 Maret 2024.
Petugas Satuan Polisi Air dan Udara (Satpolairud) Polres Garut bersama para nelayan melakukan evakuasi kapal nelayan yang terhempas oleh gelombang laut di Pantai Santolo, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada hari Minggu, tanggal 17 Maret 2024. /ANTARA/HSatpolairud Polres Garut/

WARTA TIDORE - Satuan Polisi Air dan Udara (Satpolairud) Polres Garut bersama nelayan telah melakukan evakuasi terhadap seorang nelayan yang mengalami kecelakaan kapal dan terdampar di Pantai Santolo, Kabupaten Garut, Jawa Barat, setelah terombang-ambing selama tiga hari akibat gelombang tinggi pada Minggu, 17 Maret 2024.

Kepala Satpolairud Polres Garut, AKP Anang Sonjaya, menjelaskan bahwa nelayan tersebut awalnya berangkat dari Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, untuk melaut mencari ikan di perairan Kabupaten Cianjur sejak Kamis.

"Perahu nelayan dari Sukabumi yang sedang melaut ke perairan wilayah Cianjur mengalami kecelakaan dan terdampar di Pantai Bobos Santolo, Cikelet," ungkap Anang.

Mereka mendapat informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukabumi bahwa dua nelayan, Carwidi (24 tahun) dan Juned (40 tahun) asal Pabean Udik, Kabupaten Indramayu, hilang saat melaut.

"Pada hari Sabtu, kami menerima laporan dari BPBD Sukabumi bahwa dua nelayan hilang saat melaut," kata Anang.

Informasi tersebut kemudian disebar ke para nelayan di Kabupaten Garut, hingga akhirnya ditemukan seorang nelayan yang terdampar dan dilakukan pertolongan.

Anang menjelaskan, korban yang terdampar adalah Carwidi, sedangkan nelayan lainnya masih dalam pencarian.

Berdasarkan keterangan Carwidi, saat sedang memasang jaring di perairan Gunung Dua Agrabinta, Kabupaten Cianjur, kondisi cuaca buruk dengan angin kencang dan gelombang besar membuat perahunya terbalik.

"Mereka bertahan di atas kapal yang terbalik di tengah laut selama dua hari dua malam," tambahnya.

Halaman:

Editor: Iswan Dukomalamo

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah