Dokter Spesialis Ingatkan Tanda Nyeri Haid yang Perlu Diperhatikan

8 Maret 2024, 17:08 WIB
Ilustrasi haid /Pixabay / unknownuserpanama

WARTA TIDORE - Dokter spesialis kebidanan dan kandungan dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, Dr.dr. Kanadi Sumapraja Sp.OG Subsp.FER, mengingatkan tentang tanda-tanda nyeri haid yang perlu diperhatikan karena kemungkinan merupakan indikasi dari endometriosis.

Nyeri haid yang melebihi batas toleransi selama periode menstruasi dapat menjadi pertanda munculnya endometriosis, sebuah kondisi di mana jaringan endometrium tumbuh di luar dinding rahim. Endometrium adalah lapisan dalam rahim yang biasanya menjadi tempat penempelan sel telur setelah pembuahan.

Dalam sebuah diskusi kesehatan di Jakarta pada hari Jumat, Kanadi menjelaskan bahwa nyeri haid dianggap melebihi batas toleransi jika menyebabkan perempuan terpaksa absen dari sekolah atau pekerjaan dan tidak dapat melakukan aktivitas seperti biasanya.

"Jika Anda harus izin dari pekerjaan karena tidak mampu beraktivitas dan hanya bisa duduk, itu merupakan tanda bahwa nyeri sudah cukup serius dan perlu berkonsultasi dengan dokter," kata Kanadi pada Jumat, 8 Maret 2024.

Dia juga menyarankan agar perempuan segera berkonsultasi dengan dokter spesialis jika mereka terus-menerus menggunakan obat pereda nyeri saat menjalani aktivitas selama menstruasi.

Kanadi mengungkapkan, banyak perempuan mengetahui endometriosis terlambat karena menganggap nyeri haid sebagai sesuatu yang wajar atau takut memeriksakan kondisi mereka.

Menurutnya, sebagian besar perempuan baru menyadari bahwa mereka mengalami endometriosis setelah tujuh tahun atau lebih, dan kebanyakan dari mereka sudah berusia di atas 35 tahun ketika memeriksakan diri.

Hal ini berarti endometriosis sudah ada dalam tubuh mereka untuk waktu yang sangat lama dan seringkali menyebabkan masalah seperti kista endometriosis dan adenomiosis, serta menyebabkan kerusakan pada jaringan dalam rahim.

"Jika dibiarkan, nyeri bisa muncul bahkan di luar periode menstruasi. Peradangan yang kronis dapat membuat lingkungan rahim tidak kondusif untuk kehamilan, dan bukan hanya menyebabkan nyeri tetapi juga mengganggu kesuburan," ujarnya.

Sekitar 10 persen perempuan di seluruh dunia mengalami endometriosis. Kondisi ginekologis ini biasanya menyerang perempuan pada usia produktif dan dapat memengaruhi pendidikan dan karier mereka.

Untuk mengatasi masalah ini, Kanadi merekomendasikan terapi hormon progestin dengan dienogest yang diberikan secara oral. Terapi ini bekerja langsung pada endometriosis dengan mengurangi kadar estrogen.

"Di RSCM, dalam 24 minggu, semua gejala endometriosis, nyeri haid, dan nyeri saat berhubungan intim akan berkurang secara signifikan," katanya, merujuk pada efek dari terapi tersebut.

Menurutnya, terapi dienogest juga dapat mengurangi risiko kista endometriosis berkembang menjadi kista ganas, kanker payudara, dan kanker dinding rahim.***

Editor: Iswan Dukomalamo

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler