Ramuan Daun Pepaya Segar Dapat Digunakan Sebagai Terapi Tambahan Pasien DBD

- 5 Maret 2024, 06:00 WIB
Ilustrasi daun pepaya
Ilustrasi daun pepaya /Pixabay/ignartonosbg/

WARTA TIDORE - Dokter Inggrid Tania, Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), menyatakan bahwa ramuan dari daun pepaya segar dapat digunakan sebagai terapi tambahan untuk mempercepat peningkatan jumlah trombosit pada pasien DBD.

"Bisa disiapkan sendiri atau jika tidak ingin merasakan rasa pahit, bisa diminum dalam bentuk ekstrak kapsul yang tersedia di apotek atau toko herbal," katanya pada Senin, 4 Maret 2024.

Seorang manusia normal memiliki jumlah trombosit sekitar 150.000-400.000 per mikroliter. Namun, virus DBD dapat menyebabkan penurunan jumlah trombosit menjadi kurang dari 150.000 mikroliter.

Kondisi ini membuat pasien rentan mengalami memar dan perdarahan yang sulit dihentikan.

Tania menyebutkan, sejumlah penelitian baik di laboratorium, pra-klinis, maupun uji klinis menunjukkan manfaat daun pepaya dalam meningkatkan jumlah trombosit secara signifikan pada pasien DBD.

Untuk membuat ramuan ini, diperlukan 50 gram daun pepaya segar, terutama daun pepaya muda. Daun tersebut kemudian diiris kasar dan ditumbuk dengan 50 mililiter air matang.

"Idealnya, daun ditumbuk agar tidak merusak serat, nutrisi, dan senyawa aktif di dalamnya," pungkasnya.

Setelah itu, saring dan peras daun. Untuk mengurangi rasa pahit, tambahkan 1,5 hingga 2 sendok teh madu ke dalam hasil perasan daun.

Tania menyarankan pasien untuk meminum 30 ml ramuan daun pepaya setelah makan, tiga kali sehari, hingga kondisi pasien pulih sepenuhnya.

Selain meningkatkan trombosit, daun pepaya juga bermanfaat untuk memperbaiki pencernaan dan nafsu makan, terutama pada pasien DBD, karena mengandung enzim papain seperti pada buah pepaya.

Daun ini juga mengandung senyawa aktif seperti polifenol, terutama flavonoid dan asam fenolik, yang berfungsi sebagai antioksidan dan meningkatkan imunitas tubuh.

Kasus DBD, terutama di DKI Jakarta, mengalami peningkatan. Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, mencatat bahwa hingga 19 Februari 2024, terdapat 627 kasus DBD dengan rasio indeks DKI Jakarta sebanyak 5,57 per 100.000 penduduk.

Ani menjelaskan, tingginya kelembapan dan curah hujan berpotensi meningkatkan penyebaran nyamuk aedes aegypti, vektor penular DBD. Oleh karena itu, diperlukan upaya pengendalian yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat di tujuh aspek, termasuk permukiman, perkantoran, institusi pendidikan, tempat umum, tempat pengelolaan makanan, fasilitas kesehatan, dan fasilitas olahraga.

Ani juga menginstruksikan seluruh fasilitas kesehatan di Jakarta untuk mendeteksi dini dan menangani kasus DBD sesuai standar, serta menyiapkan ruang rawat dan logistik untuk perawatan pasien.

"Seluruh fasilitas kesehatan di Jakarta siap melayani masyarakat yang terkena DBD," tambahnya.***

Editor: Iswan Dukomalamo

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah