Irjen Kemendagri Ungkap Kondisi Inflasi di Berbagai Provisi Bulan Februari 2024

- 13 Maret 2024, 20:21 WIB
Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2024 secara virtual.
Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2024 secara virtual. /tidore.pikiran-rakyat.com/Iswan/

WARTA TIDORE - Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2024, yang diikuti secara virtual oleh Staf Ahli Bidang Ekonomi Pembangunan dan Keuangan Abdul Hakim Adjam bersama pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) pada Rabu, 13 Maret 2024. Dalam rapat tersebut Irjen Kemendagri beberkan kondisi inflasi di berbagai provinsi.

Irjen Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Tomsi Tohir, dalam arahannya menyampaikan perlunya upaya bersama dari semua pihak untuk mengatasi permasalahan harga dan distribusi bahan pokok penting, terutama pada bulan Ramadhan ini. 

Tomsi Tohir juga memberikan penjelasan mengenai kondisi inflasi di berbagai provinsi dan kabupaten/kota pada Bulan Februari 2024. Dia menyoroti provinsi-provinsi dengan inflasi tertinggi dan terendah serta menekankan pentingnya perhatian terhadap kondisi ini.

Kondisi Inflasi di Berbagai Provinsi

Inflasi Tertinggi Per-Propinsi (y-o-y) tercatat di Papua Selatan sebesar 4,61 persen, disusul oleh Gorontalo 3,73 persen, Papua Tengah 3,72 persen, Bengkulu 3,68 persen, Papua Barat 3,61 persen, Sulut 3,55 persen, Sulawesi Tengah 3,37 persen, Sumatera Barat 3,32 persen, Kalimantan Timur 3,28 persen, dan Lampung 3,28 persen. Sementara itu, Inflasi Terendah Per-Provinsi (y-o-y) tercatat di Sumatera Utara sebesar 2,50 persen, diikuti oleh Kalimantan Tengah 2,46 persen, Kalimantan Utara 2,33 persen, Aceh 2,33 persen, Kalimantan Selatan 2,27 persen, Sulawesi Barat 2,22 persen, DKI Jakarta 2,21 persen, Papua 2,02 persen, Bangka Belitung 1,86 persen, dan Papua Barat Daya 1,81 persen.

Sementara itu, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa dari Badan Pusat Statistik, Pudji Ismartini, mewakili Plt. Kepala Badan Pusat Statistik, memaparkan tinjauan inflasi dan indeks perkembangan harga pada bulan Februari 2024.

Dia menyoroti kontribusi inflasi dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau serta komoditas-komoditas yang mempengaruhi inflasi.

Hasil Tinjauan Inflasi dan Indeks Perkembangan

Tinjauan inflasi dan indeks perkembangan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau pada Februari 2024, Minggu pertama Maret 2024, menunjukkan adanya inflasi sebesar 1,00 persen dalam kelompok tersebut.

Inflasi ini menyumbang andil sebesar 0,29 persen, yang merupakan andil terbesar dibandingkan dengan kelompok lainnya. Beberapa komoditas yang dominan dalam menyumbang inflasi pada kelompok ini adalah beras, cabai merah, telur ayam ras, daging ayam ras, dan minyak goreng.

Sementara itu, beberapa komoditas lain seperti bawang merah, tomat, dan cabai rawit menyumbang andil deflasi.

Beras menjadi penyumbang inflasi terbesar baik secara bulanan maupun tahunan. Tren kenaikan harga beras mulai terkendali dengan masuknya masa panen di beberapa sentral produksi. Pada minggu pertama Maret, jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga beras semakin berkurang.

Setelah mengikuti Rakor Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2024, Staf Ahli Bidang Ekonomi Pembangunan dan Keuangan Abdul Hakim Adjam mengungkapkan bahwa beberapa komoditas pangan mengalami kenaikan harga secara nasional, seperti beras dan cabe rawit.

Oleh karena itu, pihak Kementerian Dalam Negeri meminta kepada kepala daerah untuk terus memantau perkembangan harga tersebut dan mengintensifkan gerakan menanam sebagai solusi.***

Editor: Iswan Dukomalamo


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah