Aktivitas Gunung Ruang Masih Tinggi, Badan Geologi: Asap Masih Teramati Berwarna Putih dan Kelabu

- 7 Mei 2024, 18:28 WIB
Foto Gunung Ruang setelah erupsi pada 30 April 2024 (sebelah kanan) diambil dari KN SAR Bima Sena setelah melakukan evakuasi warga dari Pelabuhan Penyeberangan Minanga. Di sebelah kiri terlihat Pulau Tagulandang yang dijadikan tempat pengungsian pasca-erupsi.
Foto Gunung Ruang setelah erupsi pada 30 April 2024 (sebelah kanan) diambil dari KN SAR Bima Sena setelah melakukan evakuasi warga dari Pelabuhan Penyeberangan Minanga. Di sebelah kiri terlihat Pulau Tagulandang yang dijadikan tempat pengungsian pasca-erupsi. /ANTARA/Karel A Polakitan/

WARTA TIDORE - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan, aktivitas vulkanik Gunung Ruang di Kabupaten kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara (Sulut), masih tinggi setelah mengalami erupsi besar pada 30 April 2024.

Muhammad Wafid, Kepala Badan Geologi pada Selasa, 7 Mei 2024 mengatakan, asap masih teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal, mencapai ketinggian 100 - 700 meter di atas puncak. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas Gunung Ruang masih tinggi.

Dia juga mengingatkan tentang potensi bahaya saat ini, termasuk erupsi yang dapat menghasilkan awan panas, lontaran material pijar, dan paparan abu vulkanik tergantung pada arah dan kecepatan angin, serta lahar jika terjadi hujan deras di sekitar Gunung Ruang.

Berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental, aktivitas vulkanik Gunung Ruang masih tinggi dan statusnya ditetapkan pada Level IV, Awas.

Selama periode 1-6 Mei 2024, terjadi dua kali gempa erupsi, 77 kali gempa vulkanik dangkal, dan 17 kali gempa vulkanik dalam, serta beberapa jenis gempa tektonik lainnya.

Erupsi pertama terjadi pada 1 Mei 2024 dengan ketinggian kolom abu mencapai ± 600 meter di atas puncak. Erupsi kedua terjadi pada 2 Mei 2024 dengan kolom asap mencapai ketinggian 300 meter condong ke arah utara.

Pada tanggal 7 Mei 2024, tercatat tujuh kali gempa tektonik jauh dan tremor masih terdeteksi melalui stasiun RUA4.

Gunung Ruang telah mengalami sejarah erupsi sejak tahun 1808, dengan interval erupsi berkisar antara satu hingga 30 tahun. Erupsi terakhir sebelum tahun 2024, terjadi pada tahun 2002, yang merupakan erupsi eksplosif dan mengakibatkan kerusakan lahan dan pemukiman serta pengungsian penduduk.

Erupsi Gunung Ruang pada tahun 2024 dimulai pada tanggal 16 April setelah terjadi peningkatan aktivitas kegempaan yang signifikan. Statusnya telah naik dari Waspada (Level II) ke Siaga (Level III), dan kemudian kembali ke Awas (Level IV) setelah erupsi hebat pada 30 April 2024.***

Editor: Iswan Dukomalamo

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah