Menteri Luar Negeri Retno Marsudi: Perempuan Merupakan Bagian Intergral dari Solusi dan Agen Perdamaian

- 26 Oktober 2023, 09:18 WIB
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi katakan, perempuan merupakan bagian intergral dari solusi dan agen perdamaian.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi katakan, perempuan merupakan bagian intergral dari solusi dan agen perdamaian. /Rahmat/Humas Setkab

WARTA TIDORE - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menegaskan dalam sebuah pernyataan, bahwa perempuan, yang mencakup setengah dari populasi dunia, merupakan bagian integral dari solusi dan agen perdamaian yang efektif.

Pernyataan tersebut diberikan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat berbicara dalam debat terbuka Dewan Keamanan PBB mengenai partisipasi perempuan dalam perdamaian dan keamanan internasional di Markas PBB, New York, pada tanggal 25 Oktober. Kegiatan ini diinisiasi oleh Brasil sebagai Presiden Dewan Keamanan PBB.

Menyusul pengantar tersebut, Menlu Retno mengungkapkan bahwa lebih dari 60% dari korban kekerasan di Gaza adalah perempuan dan anak-anak. Hal ini mencerminkan realitas dunia saat ini, di mana perempuan sering kali menjadi korban utama dalam setiap konflik kekerasan.

"Harus saya sampaikan dengan jujur bahwa meskipun ada upaya global untuk memberdayakan dan mencapai kesetaraan perempuan, realitasnya masih jauh dari ideal," ujarnya.

Menurutnya, di berbagai belahan dunia, perempuan seringkali menjadi korban pertama dalam konflik. Fenomena ini seharusnya memicu kesadaran global untuk memberikan lebih banyak perhatian pada agenda Wanita, Perdamaian, dan Keamanan (WPS).

Tiga Langkah yang Perlu Ditempuh

Pertama, perlu menghidupkan kembali pemahaman mendasar mengenai partisipasi perempuan. Memberdayakan dan melibatkan perempuan seharusnya tidak dianggap sebagai beban, melainkan sebagai investasi yang harus menjadi standar global.

"Pemberdayaan dan partisipasi perempuan dalam sektor ekonomi, sosial, dan politik akan memperkuat ketahanan masyarakat dan memberikan kontribusi terhadap perdamaian. Saya telah menyaksikan ini sendiri, termasuk kontribusi positif perempuan dalam misi perdamaian di lapangan," kata Menlu Retno.

Kedua, perlu mendorong kepemimpinan perempuan dalam proses perdamaian. Data menunjukkan bahwa partisipasi perempuan meningkatkan kemungkinan kesuksesan perundingan damai. Namun, kenyataannya adalah perempuan sering kali kurang terwakili dalam proses perdamaian dan seringkali tidak memiliki pelatihan yang cukup untuk menjalankan peran mereka dalam situasi konflik.

"Karena itu, kita harus meningkatkan investasi, termasuk dalam kerangka PBB, untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi perempuan agar mereka dapat berhasil dalam peran mereka dalam proses perdamaian global," kata Retno.

Ketiga, perlu memajukan pendidikan perempuan. Pendidikan memiliki peran kunci dalam meningkatkan peran perempuan dalam masyarakat. Namun, lebih dari 80% perempuan usia sekolah di Afghanistan tidak mendapatkan pendidikan. Ini adalah situasi yang sangat mengkhawatirkan. Pendidikan inklusif menjadi dasar penting untuk masa depan yang lebih baik bagi Afghanistan.

"Karena itu, Indonesia dengan tekun bekerja untuk meningkatkan akses pendidikan bagi perempuan di Afghanistan," kata Retno.

Indonesia juga berkomitmen untuk memberikan beasiswa dan pelatihan kepada perempuan Afghanistan serta terus berkontribusi untuk membangun lingkungan yang mendukung perdamaian yang langgeng di Afghanistan.

"Perdamaian dan keamanan global hanya dapat dicapai melalui peran perempuan. Indonesia akan terus berada di garis depan dalam upaya ini demi dunia yang lebih baik bagi kita semua, termasuk perempuan," tegas Menlu Retno.***

Editor: Iswan Dukomalamo

Sumber: kemlu.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah