Amerika Selatan Alami Peningkatan Kasus Penyakit Demam Berdarah Dorong Brazil Luncurkan Kampanye Vaksin Baru

- 26 Januari 2024, 09:58 WIB
Seorang tenaga kesehatan sedang menyemprotkan insektisida untuk memberantas nyamuk Aedes aegypti sebagai bagian dari upaya mitigasi wabah demam berdarah di wilayah Ceilandia, Brasilia, Brasil, pada tanggal 24 Januari 2024.
Seorang tenaga kesehatan sedang menyemprotkan insektisida untuk memberantas nyamuk Aedes aegypti sebagai bagian dari upaya mitigasi wabah demam berdarah di wilayah Ceilandia, Brasilia, Brasil, pada tanggal 24 Januari 2024. /REUTERS/Adriano Machado/

Data PAHO menunjukkan bahwa tahun lalu kasus demam berdarah melampaui rekor tahun 2019 sebelumnya di Amerika, dengan sekitar 4,2 juta kasus dan 2.050 kematian. Sebagian besar wilayah tersebut berada di wilayah yang disebut "Kerucut Selatan" di Amerika Selatan.

Disebarkan oleh nyamuk, wabah demam berdarah biasanya terjadi tiga sampai lima tahun setelah epidemi sebelumnya. Bulan-bulan musim panas di wilayah selatan pada bulan Desember-Februari membawa kondisi panas dan lembab yang ideal bagi nyamuk untuk berkembang biak, menyebarkan penyakit yang berpotensi mematikan yang dapat menyebabkan demam tinggi, nyeri otot, dan pendarahan internal.

Paraguay dan Uruguay mengeluarkan peringatan epidemiologi untuk penyakit ini pada bulan Desember setelah hujan lebat, karena genangan air juga menyediakan kondisi ideal untuk berkembang biak nyamuk.

Penduduk di Brasilia minggu ini mengantri di luar fasilitas medis sementara yang didirikan untuk melakukan tes demam berdarah karena jumlah kasus di ibu kota Brasil telah melonjak sebanyak 646% dalam 20 hari pertama bulan Januari dibandingkan tahun lalu.

Truk-truk yang menyemprotkan insektisida di daerah-daerah yang terkena dampak paling parah telah dikerahkan dalam operasi 'fogging' untuk memperlambat penularan.

Nelson Diego, 37, yang dinyatakan positif mengidap demam berdarah di lingkungan Recanto das Emas di Brasilia, tempat fumigasi sedang dilakukan, mengatakan bahwa dia menderita nyeri otot dan kelelahan akibat penyakit tersebut, meskipun pada hari-hari tertentu lebih berat dibandingkan hari-hari lainnya.

“Hari ini adalah salah satu hari yang lebih baik karena saya masih bisa membuka mata,” ujarnya.

“Saya merasakan nyeri hebat pada persendian saya dan tidak bisa berjalan sebelumnya," tutupnya.***

Halaman:

Editor: Iswan Dukomalamo

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah