Penderita Penyakit Asam Lambung Bisa Jalani Ibadah Puasa Ramadhan dengan Beberapa Catatan

1 Maret 2024, 10:00 WIB
Ilustrasi asam lambung / Pexels//

 

WARTA TIDORE - Penyakit yang mengganggu pencernaan seperti maag, asam lambung, atau GERD memang menjadi perhatian utama bagi beberapa orang yang menjalani ibadah puasa Ramadhan.

Namun, dokter spesialis penyakit dalam (gastroenterologi) dari RSCM-FKUI Prof.Dr.dr. Ari Fahrial Syam mengingatkan bahwa ibadah puasa Ramadhan masih dapat dijalani oleh penderita penyakit asam lambung dengan beberapa catatan.

"Tidak perlu takut untuk berpuasa bagi penderita GERD atau asam lambung. Jika merasa lambung tidak nyaman, sehari sebelum puasa dan sebelum sahur, bisa minum obat terlebih dahulu," katanya.

Menurut Ari, ketidaknyamanan biasanya hanya terjadi selama tujuh hingga sepuluh hari pertama puasa, tetapi setelah itu tubuh akan beradaptasi dan puasa dapat dilaksanakan tanpa bantuan obat.

Selain itu, Ari juga menyarankan untuk menghindari makanan yang asam, pedas, atau tinggi lemak terutama saat sahur.

"Kurangi konsumsi makanan yang dapat memicu peningkatan asam lambung. Lemak tinggi yang terkandung dalam makanan bersantan, susu, jeroan, makanan digoreng, dan daging dapat memperberat kerja lambung sehingga puasa menjadi tidak nyaman," tambah Ari.

Makanan "bersih" seperti sayuran direbus atau protein rendah lemak yang dikukus atau dibakar, serta makanan tanpa rasa pedas dan asam dapat menjadi alternatif menu sahur. Makanan yang berlemak, pedas, atau asam hanya akan memperburuk kondisi lambung.

"Konsumsi makanan tinggi lemak saat sahur dapat membebani lambung. Pada jam 8 pagi, perut mulai terasa tidak nyaman dan kenyang. Hal ini dapat mengganggu ibadah puasa," jelas Ari.

"Ketika berbuka, baru bisa mengonsumsi makanan berlemak seperti kolak, gulai, atau rendang, tapi dengan porsi yang terkontrol. Jika ingin mengonsumsi susu, sebaiknya pilih susu rendah lemak," tambah Ari.

Selain itu, Ari menyarankan untuk mengurangi konsumsi daging berlebihan selama Ramadan karena dapat meningkatkan kadar lemak di lambung, yang dapat menghambat proses pengosongan lambung.

"Penurunan konsumsi daging berlebihan dapat mengurangi ketidaknyamanan perut. Ibadah puasa Ramadan mengajarkan pengendalian diri, yang bisa menjadi obat mujarab bagi penderita asam lambung," kata Ari.

Ia juga menambahkan bahwa makanan ringan atau minuman manis rendah lemak bisa menjadi pilihan saat berbuka.

"Setelah itu, shalat Maghrib terlebih dahulu, baru makan berat. Tujuannya adalah agar lambung tidak kaget, dan konsumsi makanan dilakukan secara bertahap tanpa berlebihan," kata Ari.***

Editor: Iswan Dukomalamo

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler