WARTA TIDORE - Leptospirosis, dikenal sebagai penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira, bisa menyebar melalui urin atau darah hewan terinfeksi seperti tikus, sapi, anjing, dan babi. Penyebarannya dapat melalui air atau tanah yang terkontaminasi oleh urin hewan tersebut. Selama musim hujan, genangan air di sekitar lingkungan menjadi sumber penularan yang perlu diwaspadai.
Penyebab
Penyebab Leptospirosis adalah bakteri Leptospira interrogans yang dibawa oleh hewan seperti anjing, babi, kuda, sapi, dan tikus. Gejalanya dapat muncul dalam 2 hari sampai 4 minggu setelah terinfeksi, termasuk demam, sakit kepala, mual, muntah, diare, mata merah, nyeri otot, sakit perut, dan bintik-bintik merah yang tidak hilang saat ditekan.
Cara Penularan
Penularan Leptospirosis terjadi melalui kontak langsung dengan urin hewan pembawa bakteri, air, tanah yang terkontaminasi, atau konsumsi makanan yang terkontaminasi. Bakteri bisa masuk ke tubuh melalui luka terbuka atau melalui mata, hidung, mulut, dan saluran pencernaan.
Faktor Resiko
Faktor risiko Leptospirosis meliputi aktivitas di luar ruangan seperti pekerja tambang, petani, dan nelayan, interaksi dengan hewan, pekerjaan terkait saluran pembuangan, tinggal di daerah rawan banjir, serta aktivitas olahraga air di alam bebas.
Leptospirosis dapat menyebabkan komplikasi serius seperti cedera ginjal, trombositopenia, perdarahan saluran cerna, perdarahan paru, gagal hati, kerusakan otot rangka, penggumpalan darah, gagal jantung, bahkan keguguran pada ibu hamil.
Cara Pencegahan
Untuk mencegah Leptospirosis, disarankan untuk menggunakan pakaian pelindung, menutup luka dengan plester tahan air, menghindari kontak langsung dengan air yang terkontaminasi, mengonsumsi air minum yang aman, mencuci tangan secara teratur, menjaga kebersihan lingkungan, dan melakukan vaksinasi pada hewan peliharaan atau ternak.