Kenali Masalah Obesitas pada Anak dan Penyebabnya

- 1 November 2023, 00:22 WIB
Ilustrasi: Masalah Obesitas pada anak dan penyebabnya.
Ilustrasi: Masalah Obesitas pada anak dan penyebabnya. /Freepik/rawpixel.com/

WARTA TIDORE - Masalah obesitas pada anak menjadi isu kesehatan global yang serius yang dapat membahayakan kesehatan dan masa depan mereka saat dewasa. Tingkat kelebihan berat badan dan obesitas pada anak-anak meningkat secara global. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) 2018, prevalensi kegemukan pada anak usia lima hingga 12 tahun mencapai 20%.

Peningkatan obesitas pada anak disertai dengan peningkatan komplikasi yang berpotensi menjadi penyakit degeneratif di masa dewasa, seperti peningkatan tekanan darah, aterosklerosis, hipertrofi ventrikel kiri, obstruksi tidur (obstructive sleep apnea), asma, sindrom ovarium polikistik, diabetes tipe 2, perlemakan hati, dislipidemia, dan sindrom metabolik. Sindrom metabolik adalah komplikasi paling umum dari obesitas pada anak.

Karena penanganan obesitas cukup sulit, pencegahan menjadi prioritas utama. Dokter spesialis anak memiliki peran penting dalam mendeteksi dini rebound adipositas dini dan segera memberikan manajemen melalui pola makan dan aktivitas fisik yang sehat. Diagnosis kelebihan gizi dan obesitas pada anak-anak dilakukan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, pengukuran antropometri, dan deteksi dini komplikasi melalui pemeriksaan terkait.

Penyebab Obesitas

Penyebab obesitas terjadi karena ketidakseimbangan antara asupan energi dan pengeluaran energi, yang mengakibatkan kelebihan energi yang disimpan sebagai lemak. Kelebihan energi bisa disebabkan oleh asupan energi yang tinggi atau pengeluaran energi yang rendah. Sebagian besar gangguan pada keseimbangan energi ini disebabkan oleh faktor nutrisi (obesitas primer atau nutrisi), sedangkan faktor non-nutrisi (obesitas sekunder atau non-nutrisi, yang diakibatkan oleh kelainan hormonal, sindrom, atau kelainan genetik) hanya terjadi pada kurang dari 10% kasus.

A. Pola makan yang benar

1. Mengatur pola makan dengan tiga kali makan besar sehari dan dua kali camilan yang terjadwal (camilan berupa buah segar), memberikan air putih di antara waktu makan utama dan camilan, serta membatasi waktu makan selama 30 menit setiap kali.

2. Menciptakan lingkungan makan yang netral dengan tidak memaksa anak untuk makan dan membiarkan anak menentukan jumlah makanan yang mereka butuhkan.

Halaman:

Editor: Iswan Dukomalamo

Sumber: yankes.kemkes.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah