China Gelar Patroli Tempur Setelah Memperingatkan Taiwan Tentang Pertemuan dengan As

1 April 2023, 02:24 WIB
Ilustrasi: China menggelar patroli tempur setelah memperingatkan Taiwan tentang pertemuan pembicara AS /Reuters

WARTA TIDORE - Sembilan pesawat China melintasi garis median Selat Taiwan pada Jumat melakukan patroli kesiapan tempur, kata kementerian pertahanan Taiwan, beberapa hari setelah Beijing mengancam pembalasan jika Presiden Tsai Ing-wen bertemu dengan Ketua DPR AS Kevin McCarthy.

China, yang mengklaim secara demokratis memerintah Taiwan sebagai wilayahnya sendiri meskipun ada keberatan kuat dari pemerintah pulau itu, telah marah dengan apa yang dilihatnya sebagai peningkatan dukungan AS untuk Taiwan.

Baca Juga: Puluahan Orang Tewas dan Belasan Terluka Reruntuhan Atap Kuil di India

Tsai tiba di Amerika Serikat pada hari Rabu, berhenti dalam perjalanan ke Amerika Tengah.

Dia diperkirakan akan bertemu McCarthy di Los Angeles dalam perjalanan kembali ke Taipei pada bulan April, dan China pada hari Rabu mengancam pembalasan yang tidak ditentukan jika pertemuan itu dilanjutkan.

Kementerian pertahanan Taiwan mengatakan, sembilan pesawat China melintas di titik-titik di utara, tengah, dan selatan garis median selat, yang dulu berfungsi sebagai penyangga tidak resmi antara kedua pihak.

Baca Juga: Israel Luncurkan Satelit Mata-Mata Baru

Angkatan bersenjata Taiwan menanggapi dengan menggunakan pesawat dan kapalnya sendiri untuk memantau situasi menggunakan prinsip "tidak meningkatkan konflik atau menyebabkan perselisihan", kata kementerian itu.

"Pengerahan pasukan militer komunis sengaja menciptakan ketegangan di Selat Taiwan, tidak hanya merusak perdamaian dan stabilitas, tetapi juga berdampak negatif pada keamanan regional dan pembangunan ekonomi," katanya dalam sebuah pernyataan.

Kementerian mengutuk apa yang disebutnya tindakan irasional semacam itu.

Baca Juga: Retorika Nuklir, NATO Kritik Presiden Rusia Vladimir Putin

Tidak ada tanggapan segera dari China.

Tsai, pada persinggahan pertamanya di AS sejak 2019, mengatakan dalam sebuah acara yang diadakan oleh think tank Hudson Institute di New York pada hari Kamis bahwa penyebab meningkatnya ketegangan terletak pada China, menurut kutipan dari komentarnya yang dilaporkan oleh kantornya.

“Tiongkok sengaja meningkatkan ketegangan, tetapi Taiwan selalu menanggapi dengan hati-hati dan tenang, sehingga dunia dapat melihat bahwa Taiwan adalah pihak yang bertanggung jawab dalam hubungan lintas selat,” ujarnya.***

Editor: Iswan Dukomalamo

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler