Pasca Erupsi Gunung Ruang, Pulau Tagulandang Sulawesi Utara Belum Dialiri Listrik

- 1 Mei 2024, 00:00 WIB
KN SAR Bima Sena bersandar di Pelabuhan Manado. Lampu di bagian belakang kapal dinyalakan untuk menerangi Pelabuhan Tagulandang setelah tiang lampu yang berjejer tidak menyala pada Selasa (30/4/2024) malam.
KN SAR Bima Sena bersandar di Pelabuhan Manado. Lampu di bagian belakang kapal dinyalakan untuk menerangi Pelabuhan Tagulandang setelah tiang lampu yang berjejer tidak menyala pada Selasa (30/4/2024) malam. /ANTARA/Karel A Polakitan/

WARTA TIDORE - Kondisi Pulau Tagulandang yang berdekatan dengan Pulau Ruang masih gelap gulita setelah erupsi Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, pada Selasa subuh.

Di Pelabuhan Tagulandang, Desa Bahoi, lampu hanya diterangi oleh KN SAR Bima Sena, sedangkan tiang lampu di dermaga belum dialiri listrik.

“Lampunya padam sejak sekitar pukul 01.00 WITA tadi subuh,” kata Anex Tatulus, seorang warga Desa Mohongsawang, di Pelabuhan Tagulandang pada Selasa, 30 April 2024 malam.

Menurutnya, lampu padam setelah terjadi letusan Gunung Ruang yang lebih hebat dari erupsi sebelumnya. “Saat terjadi letusan, ada hujan batu, kerikil debu, dan lampu pun padam,” tambahnya.

Yefti, yang tinggal dekat dermaga Bahoi, merasakan kondisi mencekam saat itu. Dia merasa takut dan gelisah setelah Gunung Ruang meletus lagi.

“Saat letusan, kami diguyur hujan lebat, batu, hujan pasir, dan guntur. Kami panik,” ujarnya.

Hingga pukul 22.02 WITA, setelah KN SAR Bima Sena sandar, lampu di permukiman penduduk sekitar Pelabuhan Tagulandang masih mati. Dari pelabuhan, hanya tampak empat titik redup di permukiman warga bagian utara.

Anex dan Yefti, warga Tagulandang yang terdampak erupsi Gunung Ruang, berencana mengungsi ke Kota Manado ke rumah sanak keluarga.***

Editor: Iswan Dukomalamo

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah