Pejabat PBB Ungkap Kemarahan kepada Israel

- 19 Desember 2023, 19:02 WIB
Warga Palestina memeriksa kerusakan yang disebabkan oleh serangan Israel di Rumah Sakit Kamal Adwan, di tengah konflik antara Israel dan kelompok Hamas di Jalur Gaza utara pada tanggal 16 Desember 2023.
Warga Palestina memeriksa kerusakan yang disebabkan oleh serangan Israel di Rumah Sakit Kamal Adwan, di tengah konflik antara Israel dan kelompok Hamas di Jalur Gaza utara pada tanggal 16 Desember 2023. /REUTERS/Fadi Alwhidifa/

WARTA TIDORE - Pejabat PBB pada hari Selasa, 19 Desember 2023 mengungkapkan kemarahan dan ketidakpercayaan mereka terhadap situasi di rumah sakit di Gaza, di mana orang-orang terluka kekurangan persediaan dasar, dan anak-anak yang baru pulih dari amputasi tewas dalam konflik yang masih berlangsung.

Sebagian besar rumah sakit di Gaza kini tidak dapat beroperasi karena rusak akibat serangan dan penggerebekan Israel, serta kekurangan bahan bakar dan staf. Restoran yang masih beroperasi juga menghadapi tekanan yang semakin besar karena pemogokan dan peningkatan jumlah pasien yang datang dengan sakit dan cedera.

"Kami sangat marah melihat anak-anak yang baru pulih dari amputasi di rumah sakit kemudian tewas di sana," ujar James Elder, juru bicara badan anak-anak PBB

Dia menambahkan bahwa Rumah Sakit Nasser, rumah sakit operasional terbesar yang masih bertahan di wilayah tersebut, telah diserang dua kali dalam 48 jam terakhir. Salah satu korban adalah Dina, seorang anak berusia 13 tahun yang selamat dari serangan di rumahnya yang menewaskan anggota keluarganya.

"Jadi, di mana anak-anak dan keluarga harus pergi? Mereka tidak aman di rumah sakit, tidak aman di tempat penampungan, dan tentu saja tidak aman di zona aman," katanya.

Margaret Harris, juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia, menggambarkan situasi di rumah sakit Gaza sebagai sesuatu yang "tidak masuk akal".

"Paling mendasar, mereka kekurangan segalanya. Rekan saya menggambarkan orang-orang terbaring di lantai dalam kesakitan yang parah, bukan karena meminta pereda nyeri, tetapi karena meminta air," katanya.

"Sulit dipercaya bahwa dunia membiarkan situasi seperti ini terus berlanjut," pungkasnya.***

Editor: Iswan Dukomalamo

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x