Indonesia Putuskan Tunda Rencana Pembelian 12 Jet Tempur

- 3 Januari 2024, 19:36 WIB
Pesawat tempur Mirage 2000-5 Angkatan Udara Prancis melakukan lepas landas selama Misi Pemolisian Udara Baltik NATO di pangkalan udara militer Amari, Estonia, pada 25 Mei 2018.
Pesawat tempur Mirage 2000-5 Angkatan Udara Prancis melakukan lepas landas selama Misi Pemolisian Udara Baltik NATO di pangkalan udara militer Amari, Estonia, pada 25 Mei 2018. /REUTERS/Ints Kalnins/

WARTA TIDORE - Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menunda rencana pembelian 12 jet tempur Mirage 2000-5 yang sebelumnya digunakan oleh Qatar, disebabkan oleh keterbatasan kapasitas fiskal, kata juru bicara Menteri Pertahanan.

Dahnil Anzar Simanjuntak mengungkapkan hal ini dalam wawancara panel dengan stasiun televisi TV One awal pekan ini, menyatakan bahwa penundaan tersebut merupakan keputusan dari kementerian pertahanan dan keuangan.

"Pemerintah telah menunda pembelian jet Mirage karena kapasitas fiskal kami, untuk saat ini, tidak dapat mendukung pembelian tersebut," ujar Dahnil

Dia menambahkan bahwa militer akan fokus pada retrofit pesawat Sukhoi dan F16 yang sudah ada, sebagai alternatif.

Dahnil dan juru bicara kementerian pertahanan dan keuangan tidak memberikan tanggapan terhadap permintaan komentar dari Reuters.

Indonesia telah menandatangani kesepakatan dengan unit perusahaan pertahanan Ceko, Czechoslovak Group (CSG), untuk membeli 12 jet tempur Mirage 2000-5 pada Januari 2023 dengan nilai 733 juta euro ($801,68 juta), menurut keterangan kementerian pertahanan tahun sebelumnya.

Jet bekas ini dijadwalkan akan dikirim dalam waktu 24 bulan setelah kesepakatan ditandatangani dan dimaksudkan untuk digunakan sementara Indonesia menunggu kedatangan beberapa dari 42 jet tempur Rafale yang telah dibeli pada tahun 2022 senilai $8,1 miliar.

Rencana pembelian pesawat Mirage menuai kritik dari beberapa anggota parlemen karena jet tersebut dianggap sudah tua.

Keputusan untuk menunda pembelian Mirage ini terjadi meskipun Presiden Joko Widodo menyetujui peningkatan belanja pertahanan sebesar 20% hingga akhir tahun 2024, dengan tujuan memperbarui perangkat keras militer hingga mencapai $25 miliar.

Halaman:

Editor: Iswan Dukomalamo

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x