Jumlah Orang Mengalami Kerawanan Pangan di Tanduk Besar Afrika Meningkat

- 1 April 2024, 02:00 WIB
Orang-orang melintasi daerah yang rusak akibat banjir di Jalan Bangali-Garissa di Kabupaten Tana River, Kenya, pada tanggal 1 Desember 2023.
Orang-orang melintasi daerah yang rusak akibat banjir di Jalan Bangali-Garissa di Kabupaten Tana River, Kenya, pada tanggal 1 Desember 2023. /ANTARA/Xinhua/Li Yahui/

WARTA TIDORE - Jumlah orang yang mengalami kerawanan pangan dan membutuhkan bantuan kemanusiaan di Tanduk Besar Afrika meningkat menjadi 74 juta orang hingga akhir Februari 2024, menurut laporan terbaru yang dirilis pada Jumat, 29 Maret 2024 oleh Organisasi Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organization/FAO) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan beberapa badan internasional lainnya.

Pada Januari, jumlah orang yang mengalami kerawanan pangan mencapai 58,1 juta orang, dengan FAO dan badan-badan kemanusiaan lainnya, termasuk Dana Anak-anak PBB dan Organisasi Migrasi Internasional, mengaitkan lonjakan ini dengan konflik di berbagai negara di kawasan tersebut dan fenomena cuaca buruk.

Negara-negara yang terdampak termasuk Sudan, Ethiopia, Kenya, Djibouti, dan Sudan Selatan di Afrika Timur, serta Republik Demokratik Kongo dan Republik Afrika Tengah.

Di Kenya, lebih dari 1,5 juta orang mengalami kerawanan pangan, sementara di Sudan dan Sudan Selatan, jumlah orang yang mengalami hal serupa masing-masing mencapai 17,7 juta dan 5,7 juta orang, kata FAO.

"Krisis pangan di Sudan diperkirakan akan semakin parah, didorong oleh ketersediaan pangan yang terbatas, gangguan perdagangan dan pasar, kenaikan harga komoditas, ketidakstabilan mata pencaharian, akses kemanusiaan yang terbatas, dan meningkatnya jumlah pengungsi," kata badan-badan tersebut.

Mereka menambahkan, konflik di Sudan memiliki dampak kemanusiaan yang parah di negara-negara tetangga seperti Republik Afrika Tengah, Chad, Mesir, Ethiopia, dan Sudan Selatan, ditandai dengan peningkatan jumlah pengungsi dalam situasi dana kemanusiaan yang terbatas.

"Bahkan sebelum terjadinya konflik, negara-negara ini telah menghadapi krisis lain, termasuk pengungsian besar-besaran, konflik, ketidakstabilan politik, kelaparan, dan tantangan ekonomi lainnya," ungkap laporan tersebut.

Badan-badan internasional tersebut mencatat bahwa hujan El Nino 2023 turut berkontribusi pada peningkatan jumlah orang yang membutuhkan bantuan kemanusiaan di kawasan tersebut.

Dengan perkiraan kondisi yang lebih basah dari biasanya di sebagian besar kawasan itu, terutama di Ethiopia, Kenya, Somalia, Sudan Selatan, Uganda, Burundi, Rwanda, dan Tanzania, selama musim hujan Maret-Mei 2024, situasinya mungkin tidak membaik.

Halaman:

Editor: Iswan Dukomalamo

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x