Petani di Purwo Kencono Kabupaten Lampung Timur Butuh Penyuluh Pertanian Lapangan

20 Mei 2023, 02:01 WIB
Ilustrasi petani padi: Petani di Purwo Kencono Kabupaten Lampung Timur butuh penyuluh pertanian lapangan /ANTARA/

WARTA TIDORE - Para petani di Purwo Kencono, Kabupaten Lampung Timur berharap adanya pendamping atau penyuluh pertanian lapangan untuk memberikan edukasi mengenai budi daya tanaman padi.

"Idealnya, pemerintah atau pihak swasta dapat menempatkan penyuluh untuk mendampingi petani dalam menerapkan metode budi daya pertanian yang benar, sehingga produktivitas padi dapat meningkat," ujar Ibnu, seorang petani di Purwo Kencono 2, Lampung Timur pada Jumat, 19 Mei 2023.

Baca Juga: Mendag Zulkifli Hasan: Kopi Lampung Menjadi Salah Satu Komoditas Ekspor Paling Diminati di Mesir

Ia menyebutkan bahwa selama bertahun-tahun sebagai petani, belum ada penyuluh pertanian lapangan yang turun langsung untuk mendampingi petani setempat.

Menurutnya, penyuluh pertanian lapangan (PPL) hanya berkunjung ke kelompok tani atau gabungan kelompok tani (gapoktan) tanpa langsung berinteraksi dengan petani untuk memberikan panduan bercocok tanam yang tepat.

Oleh karena itu, ia dan para petani lainnya berharap adanya pendampingan dari penyuluh pertanian untuk memberikan edukasi mengenai teknik budi daya padi yang baik.

Baca Juga: Menteri PUPR Basuki Hadimuljono: Pengerjaan Jalan Rusak di Lampung Dimulai Bulan Juli

"Kami berharap adanya pelatihan lapangan dan pendampingan langsung ke lapangan oleh penyuluh pertanian untuk memberikan pengetahuan mengenai teknik budi daya padi yang benar," ucapnya.

Ia juga menyebutkan bahwa beberapa waktu yang lalu, petani di daerahnya mendapatkan pendamping atau penyuluh pertanian dari perusahaan swasta.

Petani tersebut berharap dengan kehadiran pendamping tersebut, pengetahuan yang dimiliki dapat ditularkan kepada petani sehingga produktivitas tanaman padi dapat meningkat dan tidak stagnan.

Baca Juga: Presiden Joko Widodo: Jalan Rusak di Lampung Bakal Ditangani Kementerian PUPR

"Saat ini, produktivitas tanaman padi petani hanya mencapai 6 ton per hektar. Kami berharap dengan adanya pendampingan ini, kita dapat mencapai 7 hingga 8 ton per hektar," paparnya.

Wahyudi, seorang petani padi lainnya, mengatakan bahwa produktivitas tanaman padi pada musim ini hanya mencapai 5 hingga 6 ton per hektar.

"Produktivitas padi kami saat ini hanya mencapai 5 hingga 6 ton per hektar. Padahal seharusnya bisa lebih tinggi, mencapai 7 hingga 8 ton per hektar," ungkapnya.

Ia mengakui bahwa rendahnya produktivitas padi tersebut bukan disebabkan oleh anomali cuaca atau serangan hama, tetapi juga karena kurangnya pendamping seperti penyuluh pertanian lapangan.

Baca Juga: Kanwil Kemenag Lampung Ingatkan, Jangan Terbuai dengan Harga Murah Paket Umrah

Wahyudi berharap agar adanya penyuluh pertanian lapangan sehingga dapat membantu mengatasi masalah petani terkait produktivitas dan hal lainnya.

Sementara itu, harga gabah kering panen (GKP) di Provinsi Lampung mengalami kenaikan pada tingkat petani, karena musim panen akan segera berakhir.

Harga jual gabah saat ini di tingkat petani sekitar Rp5.800 per kilogram, naik dari musim panen sebelumnya yang berkisar antara Rp5.300 hingga Rp5.500.***

Editor: Iswan Dukomalamo

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler