Direktur YPM: Jumlah Kasus HIV AIDS di Ambon Maluku Capai Seribu Lebih

17 Juni 2023, 10:12 WIB
Ilustrasi: Direktur Yayasan Pelangi Maluku (YPM) Rosa Karamoy pada Jumat, 16 Juni 2023, ungkap angka kasus HIV di Ambon. /Pexels.com/Towfiqu barbhuiya/

WARTA TIDORE - Yayasan Pelangi Maluku (YPM) melaporkan bahwa jumlah kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) di Kota Ambon saat ini mencapai 1.167 kasus.

Direktur Yayasan Pelangi Maluku, Rosa Karamoy, mengungkapkan bahwa angka tersebut didominasi oleh pria dengan rincian 750 kasus pada pria dan 417 kasus pada wanita.

"Angka ini merupakan akumulasi dari Desember 2022 hingga Mei 2023," kata Rosa pada Jumat, 16 Juni 2023.

Ia menjelaskan bahwa angka tersebut didasarkan pada beberapa faktor risiko yang berbeda.

Di antaranya, terdapat 440 kasus yang berasal dari pasangan suami istri, 380 kasus dari laki-laki yang memiliki hubungan dengan sesama jenis, 163 kasus dari pelanggan wanita pekerja seks tidak langsung, dan 82 kasus dari pelanggan wanita pekerja seks langsung.

"Wanita pekerja seks tidak langsung merujuk pada wanita yang mungkin menggunakan aplikasi seperti MiChat, tanpa secara langsung menyatakan diri sebagai pekerja seks. Sedangkan yang pekerja seks langsung, mereka berada di lokalisasi tertentu," jelasnya.

Selain itu, terdapat 34 kasus yang berasal dari faktor risiko lain yang belum diketahui, 26 kasus dari waria, 17 kasus dari pelanggan wanita pekerja seks tidak langsung, 12 kasus dari pelanggan wanita pekerja seks langsung, 11 kasus dari penggunaan narkoba suntik, dan dua kasus lainnya dari pasangan penggunaan narkoba suntik.

"Jumlah 1.167 kasus tersebut juga melibatkan berbagai rentang usia," ungkap Rosa.

Ia menjelaskan bahwa rentang usia yang paling dominan dalam kasus tersebut adalah 25 hingga 49 tahun dengan jumlah 865 kasus. Selain itu, terdapat 120 kasus pada kelompok usia 20 hingga 24 tahun, 102 kasus pada usia 50 hingga 59 tahun, dan 39 kasus pada usia di atas 60 tahun.

Selain itu, terdapat 20 kasus pada usia 15 hingga 19 tahun, 19 kasus pada usia 5 hingga 14 tahun, dan 2 kasus pada usia 0 hingga 4 tahun.

Menurut Rosa, peningkatan jumlah kasus HIV/AIDS bukanlah masalah besar dan sebenarnya lebih baik agar dapat terdeteksi dan diobati dengan mudah.

"Jangan terkejut dengan peningkatan angka ini. Sebenarnya, semakin banyak yang kita temukan, semakin baik karena kita dapat dengan mudah mengobatinya," ujarnya.

Ia juga mengajak masyarakat agar tidak takut untuk melakukan tes HIV/AIDS langsung di puskesmas atau rumah sakit terdekat.

Hal ini penting agar jika belum terinfeksi virus HIV, seseorang dapat lebih berhati-hati dalam pergaulan bebas.

"Jika hasilnya positif, juga lebih baik, karena kita akan mendapatkan pengobatan yang tepat. Jangan biarkan diri terancam. Jika dibiarkan, akan mengancam diri kita sendiri," harapannya.***

Editor: Iswan Dukomalamo

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler