Ia juga menyebutkan bahwa beberapa waktu yang lalu, petani di daerahnya mendapatkan pendamping atau penyuluh pertanian dari perusahaan swasta.
Petani tersebut berharap dengan kehadiran pendamping tersebut, pengetahuan yang dimiliki dapat ditularkan kepada petani sehingga produktivitas tanaman padi dapat meningkat dan tidak stagnan.
Baca Juga: Presiden Joko Widodo: Jalan Rusak di Lampung Bakal Ditangani Kementerian PUPR
"Saat ini, produktivitas tanaman padi petani hanya mencapai 6 ton per hektar. Kami berharap dengan adanya pendampingan ini, kita dapat mencapai 7 hingga 8 ton per hektar," paparnya.
Wahyudi, seorang petani padi lainnya, mengatakan bahwa produktivitas tanaman padi pada musim ini hanya mencapai 5 hingga 6 ton per hektar.
"Produktivitas padi kami saat ini hanya mencapai 5 hingga 6 ton per hektar. Padahal seharusnya bisa lebih tinggi, mencapai 7 hingga 8 ton per hektar," ungkapnya.
Ia mengakui bahwa rendahnya produktivitas padi tersebut bukan disebabkan oleh anomali cuaca atau serangan hama, tetapi juga karena kurangnya pendamping seperti penyuluh pertanian lapangan.
Baca Juga: Kanwil Kemenag Lampung Ingatkan, Jangan Terbuai dengan Harga Murah Paket Umrah
Wahyudi berharap agar adanya penyuluh pertanian lapangan sehingga dapat membantu mengatasi masalah petani terkait produktivitas dan hal lainnya.
Sementara itu, harga gabah kering panen (GKP) di Provinsi Lampung mengalami kenaikan pada tingkat petani, karena musim panen akan segera berakhir.