"Pasien menjalani operasi bedah saraf clipping aneurisma otak mulai pukul 10.00 WIB hingga 16.36 WIB. Alhamdulillah, operasi berjalan dengan lancar dan kondisi pasien stabil, sehingga pasien dipindahkan ke ruang perawatan intensif untuk perawatan pascaoperasi," jelasnya.
Dr. dr. Asra Al Fauzi, ketua tim operasi bedah saraf dari RSUD dr. Soetomo, menjelaskan bahwa operasi tersebut dilakukan untuk mencegah pecahnya pembuluh darah yang dapat menyebabkan perdarahan otak hingga kematian.
"Terdapat dua metode yang dapat dilakukan untuk mencegah pecahnya pembuluh darah, yaitu melalui operasi dan katerisasi otak. Oleh karena itu, operasi bedah saraf clipping aneurisma otak merupakan salah satu pilihan untuk pasien yang menderita stroke agar pembuluh darah tidak pecah," ucapnya.
Sebagai pendiri dan ketua Brain & Spine Center Surabaya, dr. Asra menambahkan bahwa tidak semua rumah sakit dapat melakukan operasi bedah saraf aneurisma, karena tindakan tersebut membutuhkan tenaga medis yang terampil dan dukungan peralatan medis yang canggih.
Di Jawa Timur, hanya dua rumah sakit yang dapat melakukannya, yaitu RSUD dr. Soetomo dan RSUD Syaiful Anwar.
"Dengan adanya Rumah Sakit Paru yang dapat melakukan operasi bedah saraf aneurisma otak, diharapkan antrean pasien yang akan menjalani operasi di kedua rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur tersebut dapat berkurang," paparnya.
Dr. Asra menilai bahwa Rumah Sakit Paru telah cukup siap untuk melaksanakan operasi bedah saraf aneurisma, karena mereka didukung oleh tenaga medis yang kompeten dan sistem dukungan peralatan medis yang mendukung tindakan medis tersebut. Namun, tentu dibutuhkan pengalaman agar dapat lebih mahir dalam menangani operasi tersebut.
"Mungkin kami akan mendampingi dalam beberapa kali operasi bedah saraf clipping aneurisma otak, namun saya yakin tim dokter Rumah Sakit Paru sudah memiliki pengalaman untuk melakukannya sendiri," tutupnya.***