Band Inggris The 1975 Batalkan Pertunjukan di Indonesia dan Taiwan

23 Juli 2023, 13:01 WIB
The 1975 tampil di Brit Awards di O2 Arena di London, Inggris, 20 Februari 2019. /REUTERS/Hannah McKay/

WARTA TIDORE - Band Inggris The 1975 mengumumkan pada hari Minggu bahwa mereka telah membatalkan pertunjukan di Taiwan dan Indonesia, dua negara yang mayoritas penduduknya beragama Muslim.

The 1975 tampil di Brit Awards di O2 Arena di London, Inggris, 20 Februari 2019.

Keputusan ini diambil setelah Malaysia melarang mereka tampil di sana, menyusul insiden di atas panggung di mana pentolan mereka mencium seorang rekan band dan mengkritik undang-undang anti-LGBT di negara tersebut.

 

Dalam pernyataan mereka, grup musik pop rock tersebut menyatakan, sayangnya, mengingat situasi saat ini, pertunjukan yang telah dijadwalkan tidak dapat dilanjutkan, tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.

Pemerintah Malaysia telah menghentikan sebuah festival musik di ibu kota Kuala Lumpur pada hari Sabtu dan melarang The 1975 tampil di sana atas apa yang mereka sebut sebagai tindakan yang tidak pantas.

Di Malaysia, yang mayoritas penduduknya beragama Muslim, homoseksualitas dianggap sebagai kejahatan.

Kelompok hak asasi telah memperingatkan mengenai meningkatnya intoleransi terhadap kaum lesbian, gay, biseksual, dan transgender di negara itu.

Insiden yang terjadi di Malaysia pada hari Jumat telah menimbulkan kegemparan, bukan hanya membuat pemerintah marah, tetapi juga membuat anggota komunitas LGBT geram.

Mereka menyatakan bahwa tindakan Matty Healy, sang pentolan, dapat meningkatkan stigmatisasi dan diskriminasi terhadap orang-orang LGBT.

Pada awalnya, The 1975 dijadwalkan tampil di Jakarta, ibu kota Indonesia, pada hari Minggu. Indonesia adalah negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, di mana homoseksualitas masih dianggap sebagai hal yang tabu, meskipun tidak ilegal kecuali di provinsi Aceh yang diatur oleh hukum syariah.

Sejumlah acara terkait LGBT sebelumnya juga telah dibatalkan di Indonesia karena adanya protes dari kelompok-kelompok Islam, termasuk kunjungan seorang utusan khusus LGBT dari Amerika Serikat pada Desember tahun sebelumnya, serta pembatalan acara LGBT di Asia Tenggara bulan ini. Kedua insiden tersebut terjadi akibat tekanan dari kalangan konservatif agama.

Belum ada penjelasan langsung mengenai alasan pembatalan pertunjukan The 1975 di Taiwan pada tanggal 25 Juli, di mana Taiwan dikenal karena dukungannya terhadap hak LGBT dan pandangan liberalnya, termasuk legalisasi pernikahan sesama jenis pada tahun 2019.***

Editor: Iswan Dukomalamo

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler