Gunung Ile Lewotolok di NTT, Badan Geologi Catat Aktivitas Erupsi dan Hembusan Asap Masih Tinggi

- 10 April 2024, 09:12 WIB
Gambar Gunung Api Ile Lewotolok di Lembata, NTT, pada hari Rabu (10/4/2024).
Gambar Gunung Api Ile Lewotolok di Lembata, NTT, pada hari Rabu (10/4/2024). /ANTARA/HO-Badan Geologi/

WARTA TIDORE - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mencatat bahwa aktivitas erupsi Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), masih tinggi.

"Pengamatan visual dari tanggal 1 hingga 7 April menunjukkan, aktivitas erupsi dan hembusan asap masih tinggi. Tinggi kolom erupsi atau letusan bisa lebih besar dari yang terlihat karena pengaruh cuaca yang membatasi pengamatan visual," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Hendra Gunawan, dalam keterangan resmi pada Rabu, 10 April 2024.

Dia menyampaikan, sampai saat ini, erupsi atau letusan eksplosif masih berlangsung, dengan lontaran lava (pijar) dominan masih terkonsentrasi di sekitar area kawah, namun dapat mencapai sekitar 500 meter ke luar dari kawah.

Aliran lava baru menuju ke arah selatan dan tenggara tidak mengalami perubahan jarak hingga saat ini.

Dia menjelaskan bahwa aliran lava ke arah tenggara terjauh masih berada pada jarak sekitar 1,8 km dan 600 meter ke arah selatan.

"Meskipun laju aliran lava tampak menurun atau melambat, suplai lava masih terus berlanjut," ujarnya.

Secara keseluruhan, Badan Geologi mencatat bahwa jumlah gempa bumi menunjukkan penurunan yang signifikan, dengan gempa-gempa dangkal/permukaan seperti gempa Letusan atau Erupsi dan gempa Hembusan masih mendominasi.

Namun, penurunan jumlah gempa tidak diikuti dengan pola energi seismik yang menunjukkan bahwa energinya masih fluktuatif dan cenderung tinggi, berada di atas ambang batas normal.

"Ini menunjukkan bahwa gempa-gempa yang terjadi memiliki energi yang cukup besar," katanya.

Dari hasil evaluasi tersebut, dia menyatakan bahwa Gempa Vulkanik Dangkal dan Dalam masih terjadi, meskipun dalam jumlah yang tidak signifikan.

Kehadiran Gempa Vulkanik Dangkal dan Vulkanik Dalam menandakan bahwa tekanan atau stres masih ada pada Gunung Ile Lewotolok yang terkait dengan suplai magma yang dangkal dan dalam.

"Data deformasi menunjukkan bahwa tidak ada perubahan yang signifikan dalam tekanan atau stres pada Gunung Ile Lewotolok," kata Hendra.

Tingkat aktivitas Gunung Api Ile Lewotolok saat ini masih berada pada Level III atau Siaga.

Badan Geologi juga masih menyarankan agar masyarakat, pengunjung, pendaki, dan wisatawan untuk tidak memasuki atau melakukan aktivitas di dalam wilayah radius dua km dari pusat aktivitas Gunung Ile Lewotolok.

Masyarakat Desa Lamatokan dan Desa Jontona diimbau untuk selalu waspada terhadap potensi bahaya guguran atau longsoran lava serta awan panas dari bagian timur puncak atau kawah Gunung Ile Lewotolok.

Selain itu, Badan Geologi juga merekomendasikan agar masyarakat di sekitar Gunung Ile Lewotolok, pengunjung, pendaki, wisatawan, serta masyarakat Desa Jontona dan Desa Todonara untuk tidak memasuki atau melakukan aktivitas dalam wilayah sektoral selatan dan tenggara sejauh tiga km dari pusat aktivitas gunung.

Masyarakat juga diminta untuk waspada terhadap potensi bahaya guguran atau longsoran lava serta awan panas dari bagian selatan dan tenggara puncak atau kawah.

"Hati-hati bagi masyarakat yang tinggal di sekitar lembah atau aliran sungai yang berasal dari Gunung Ile Lewotolok, terutama saat musim hujan karena potensi bahaya lahar," pesannya.***

Editor: Iswan Dukomalamo

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah