Pos Pengamatan Gunung Semeru: Meski Letusan Tidak Teramati Secara Visual, Namun Erupsi Tercatat di Seismograf

- 1 Mei 2024, 01:55 WIB
Gunung Semeru di Lumajang diselimuti kabut pada Selasa (30/4/2024).
Gunung Semeru di Lumajang diselimuti kabut pada Selasa (30/4/2024). /ANTARA/PVMBG/

WARTA TIDORE - Gunung Semeru, yang terletak di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, kembali meletus selama 104 detik pada Selasa malam pukul 22.03 WIB.

Ghufron Alwi, petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, menyatakan dalam keterangan tertulisnya bahwa erupsi Gunung Semeru terjadi pada Selasa, 30 April 2024.

"Meskipun letusan tidak teramati secara visual, namun erupsi tersebut tercatat di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 104 detik," ujarnya.

Sejak 1 Januari hingga 30 April 2024, jumlah letusan Gunung Semeru yang tercatat oleh petugas mencapai 202 kali, dan statusnya masih Siaga (Level III).

Gunung Semeru masih berstatus Siaga atau Level III, sehingga PVMBG merekomendasikan agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).

Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh beraktivitas dalam jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terkena perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

Selain itu, warga juga dilarang beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

Masyarakat juga diminta mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang bermuara di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.***

Editor: Iswan Dukomalamo

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah