Dokter Spesialis Anak Jelaskan Penyebab dan Langkah Cegah Stunting pada Anak

- 3 Agustus 2023, 07:19 WIB
Ilustrasi: Penyebab dan langkah cegah stunting pada anak
Ilustrasi: Penyebab dan langkah cegah stunting pada anak /Pixabay/Rene Asmussen

WARTA TIDORE - Dokter Spesialis Anak, dr. Galih Herlambang, menjelaskan penyebab timbulnya risiko stunting pada anak dan langkah-langkah untuk mencegah gangguan pertumbuhan tersebut.

Stunting adalah kondisi tubuh pendek di mana tinggi badan anak, sesuai dengan usianya, berada di bawah -2,00 standar deviasi berdasarkan jenis kelamin, akibat kekurangan zat gizi kronis dan berulang.

Baca Juga: Dokter Spesialis Penyakit Dalam: Konsumsi Makanan Tinggi Kalsium Cegah Penyakit pada Sendi

Stunting menjadi isu utama dalam masalah gizi buruk anak, dengan sekitar 150 juta anak usia balita yang mengalami stunting, ujar Galih dalam sebuah acara webinar yang disiarkan melalui platform Zoom pada Sabtu, 29 Juli 2023.

Berdasarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), stunting berkaitan dengan faktor kemiskinan, buruknya gizi dan kesehatan ibu selama kehamilan, penyakit atau infeksi berulang, serta pola asuh dan pola makan yang tidak tepat.

Salah satu penyebab kondisi tubuh anak yang pendek adalah stunting, yang ditandai dengan tubuh yang pendek dan kurus.

Baca Juga: Apa Itu Demam Scarlet? Kenali Penyebab dan Gejalanya

"Stunting biasanya diidentikkan dengan postur tubuh yang pendek dan kurus, bukan pendek dan gemuk. Kalau pendek dan gemuk, kemungkinannya bukan stunting," kata dokter spesialis anak dari RS. PKU Muhammadiyah Temanggung ini.

Galih menjelaskan bahwa beberapa faktor penyebab risiko stunting pada anak meliputi kondisi kesehatan dan gizi ibu selama kehamilan, ibu hamil dengan anemia, pola asuh dan pola makan yang tidak tepat, serta asupan makanan pendamping ASI (MPASI) yang tidak memadai.

Selain itu, terdapat sejumlah penyakit kronis yang berkontribusi pada stunting, seperti kelahiran prematur, gizi buruk, alergi makanan atau susu sapi, dan kelainan metabolik bawaan.

Baca Juga: Pengaruh Aktivitas Fisik Terhadap Obesitas

Stunting membawa dampak beragam bagi anak. Dampak pada pertumbuhan meliputi tinggi badan anak yang lebih pendek dari rata-rata usianya, berat badan yang kurang, dan proporsi tubuh yang tidak seimbang.

Dampak pada perkembangan termasuk gangguan konsentrasi, permasalahan memori, penurunan kecerdasan dan skor IQ, perkembangan yang tertunda, terutama pada usia 1-3 tahun, serta masalah psikososial seperti kecemasan, depresi, dan rendahnya rasa percaya diri.

Galih tekanan pentingnya pencegahan stunting sejak dini, mulai dari masa remaja. Kesehatan dan kebahagiaan remaja perempuan akan berdampak pada pencegahan risiko stunting pada anak-anak mereka kelak.

Baca Juga: 10 Manfaat Buah Pisang untuk Kesehatan Tubuh

Selanjutnya untuk ibu hamil, nutrisi yang optimal perlu diperhatikan, serta menghindari kehamilan saat mengalami anemia karena dapat meningkatkan risiko prematuritas dan berat badan lahir rendah pada bayi.

Pencegahan lainnya melibatkan inisiasi menyusui dini (IMD), pemberian ASI eksklusif, dan MPASI pada bayi di bawah dua tahun. Untuk balita, penting memberikan asupan nutrisi yang tepat dan cukup, serta menerapkan langkah-langkah pencegahan penyakit.

Asupan nutrisi yang tepat memiliki peran penting dalam pertumbuhan dan pencegahan stunting pada anak, terutama selama dua tahun pertama kehidupan.

“Perbaikan gangguan pertumbuhan anak terutama terkait dengan makanan, lebih efektif dilakukan dalam dua tahun pertama kehidupan anak. Setelah itu, akan lebih sulit,” ujar Galih.

Galih juga memproses langkah-langkah penanganan saat menghadapi stunting, termasuk berkonsultasi dengan dokter anak untuk mengevaluasi penyebab dan penanganan yang sesuai.

Selain itu, anak perlu menerima terapi untuk mencegah infeksi dan penyakit serius, memastikan asupan nutrisi sesuai usia, dan menjalani pola hidup bersih dan sehat.***

Editor: Iswan Dukomalamo

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah