Pasien Meninggal Dunia di Rumah Sakit Gaza Dilakukan Penguburan Massal

- 15 November 2023, 07:00 WIB
Gambar satelit menunjukkan rumah sakit Al-Shifa di Gaza, tengah konflik antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas pada 11 November 2023.
Gambar satelit menunjukkan rumah sakit Al-Shifa di Gaza, tengah konflik antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas pada 11 November 2023. /Maxar Technologies/Handout via REUTERS/

WARTA TIDORE - Warga Palestina yang terjebak di dalam rumah sakit terbesar di Gaza pada Selasa, 14 November 2023 melakukan penggalian kuburan massal untuk menguburkan pasien yang meninggal di bawah pengepungan Israel. Meskipun Israel menawarkan inkubator portabel, tidak ada rencana evakuasi bayi, dan situasi di rumah sakit Al Shifa yang dikepung tetap sulit, dengan sekitar 100 mayat membusuk di dalam.

Pasukan Israel menyangkal keberadaan pejuang di rumah sakit, sementara Hamas menyatakan 650 pasien dan ribuan warga sipil terjebak dalam serangan penembak jitu dan drone. Dikatakan 40 pasien, termasuk tiga bayi prematur, telah meninggal dalam beberapa hari terakhir. Israel menyatakan pasukannya memberi izin untuk keluar, namun, petugas medis di dalam rumah sakit membantah klaim ini, dan situasinya terus mengkhawatirkan dunia internasional.

Dikutip dari Reuters pada Selasa, 14 November 2023, Dr. Ahmed El Mokhallalati, seorang ahli bedah, mengungkapkan dari rumah sakit Al Shifa bahwa risiko utama saat ini berasal dari mayat yang membusuk di dalamnya.

"Dapat dipastikan bahwa semua jenis infeksi dapat menular dari situasi ini. Hari ini kami mengalami hujan sedikit. sungguh mengerikan, bahkan tidak mungkin membuka jendela atau berjalan di koridor karena bau yang sangat tidak enak," katanya.

“Penguburan 120 jenazah memerlukan banyak peralatan, tidak dapat dilakukan dengan usaha tangan atau oleh satu orang. Dibutuhkan berjam-jam untuk menguburkan semua jenazah."

Dia melaporkan bahwa pada hari Senin dokter melakukan operasi tanpa oksigen, sehingga anestesi umum tidak dapat dilakukan.

Pasukan Israel memulai serangan darat ke Gaza pada akhir Oktober dan sejak itu mengepung Al Shifa. Pengepungan terhadap rumah sakit ini menjadi perhatian bahkan bagi sekutu terdekat Israel.

“Harapan dan ekspektasi saya adalah tindakan yang tidak terlalu mengganggu terhadap rumah sakit akan berkurang dan kami tetap berhubungan dengan Israel,” kata Presiden AS Joe Biden pada hari Senin, 13 November 2023.

“Juga ada upaya untuk mendapatkan jeda dalam menangani pembebasan tahanan dan hal itu juga sedang dinegosiasikan dengan pihak Qatar yang terlibat,” tambahnya.

"Jadi saya tetap berharap, tapi rumah sakit harus dilindungi," sambungnya.

Pada hari Senin, militer Israel merilis video dan foto dari apa yang dikatakannya sebagai senjata yang disimpan Hamas di ruang bawah tanah rumah sakit lain, Rantissi, yang mengkhususkan diri dalam pengobatan kanker untuk anak-anak. Hamas mengatakan gambar-gambar itu direkayasa.

Sayap bersenjata Hamas menyatakan siap membebaskan 70 perempuan dan anak-anak yang ditahan di Gaza dengan imbalan gencatan senjata selama lima hari.

Juru bicara Brigade Al-Qassam Abu Ubaida mengatakan kelompok itu telah menawarkan untuk membebaskan 50 tawanan dan totalnya bisa mencapai 70 orang, termasuk tawanan yang ditahan oleh faksi terpisah, sementara Israel telah meminta 100 orang untuk dibebaskan.

Israel telah menolak gencatan senjata, dengan alasan bahwa Hamas akan menggunakannya untuk berkumpul kembali, namun mengatakan pihaknya bisa menyetujui “jeda” kemanusiaan yang singkat.***

Editor: Iswan Dukomalamo

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah