Geram dengan Sekretaris Dinas Pariwisata Maluku Utara, Pedagang di Tidore Kepulauan Bongkar

13 Maret 2023, 21:30 WIB
Ketua Komunitas Pedagang Kuliner di Tugulufa Tidore Kepulauan Mansur A Conoras, geram terhadap Sekretaris Dinas Pariwisata Maluku Utara /Aidar Salasa

WARTA TIDORE - Buntut dari dugaan pembohongan publik yang dilakukan Sekretaris Dinas Pariwisata Provinsi Maluku Utara Jumati Do Usman, mendapat kecaman keras dari sejumlah pedagang kuliner di Tugulufa Kota Tidore Kepulauan.

Kecamatan tersebut dilontarkan oleh Ketua Komunitas Pedagang Kuliner Mansur A Conoras, yang geram terhadap Sekretaris Dinas Pariwisata Maluku Utara.

Mereka (para pedangan) menilai bahwa Sekertaris Dinas Pariwisata Maluku Utara telah melakukan pembohongan publik, karena menuduh Ketua Komunitas Pedagang Kuliner.

Baca Juga: Respon MUI dan Jojau Kesultanan Terkait Pemindahan Hari Pasar di Tidore Kepulauan

Menuduh melakukan pungutan kepada tiap-tiap pedagang di Tugulufa senilai Rp. 50 ribu, untuk pembiayaan transportasi bantuan meja dan kursi, yang nantinya diberikan kepada 44 lapak yang dikelola oleh pedagang kuliner di Tugulufa.

"Saya minta agar polisi segera tangkap Pati (Jumati Do Usman Sekertaris Dinas Pariwisata Provinsi Maluku Utara), karena yang dia tuduhkan ke saya itu bohong, saya tidak pernah memungut uang sepersenpun dari pedagang," katanya.

"Justru dia (Pati) sendiri yang ambil dan makan uang itu. Jadi perlu saya ingatkan ke dia, jangan membangunkan singa yang sedang tidur," tegas Mansur A. Conoras saat dikonfirmasi awak media di kedainya yang berada di Tugulufa, Senin, 13 Maret 2023.

Baca Juga: Tempat Pembuatan Miras Tradisional di Tidore Kepulauan Dihanguskan oleh Polisi

Pedagang Bongkar dan Cerita Penyebab Kemarahan

Kemarahan Mansur terhadap Pati sapaan akrab Jumati Do Usman ini, karena dia merasa sudah berulangkali dibohongi olehnya.

Kebohongan pertama, Pati sengaja membenturkan Mansur dengan Kepala Pasar Sarimalaha Andi Abdussalam, mengenai bantuan meja dan kursi.

Baca Juga: Salah Satu Tempat Wisata di Pulau Maitara Tidore Kepulauan Dilakukan Pelaunchingan

Dimana menurut Mansur, saat itu Kedai Jojobo sedang dalam masalah, sehingga ia memerlukan bantuan Mansur untuk bisa mengkomunikasikan hal ini kepada wali kota dan wakil agar diberi keringanan.

Namun saat bertemu dengan Mansur, Pati kemudian mengaku bahwa masalah Kedai Jojobo akan berat untuk diselesaikan.

Karena Kepala Pasar Andi Abdussalam, telah mengadu kepada Wakil Wali Kota Tidore, terkait dengan bantuan meja dan kursi kepada pedagang. Namun tidak ditanggapi oleh Mansur.

Baca Juga: Pengiriman Narkoba Jenis Ganja Gunakan Jasa Pos Digagalkan Polresta Tidore Kepulauan

"Tapi setelah dia (Pati) bertemu dengan Pak Andi, dia malah putar cerita kalau saya yang bilang ke Pak Wakil Wali Kota Tidore soal bantuan meja dan kursi," paparnya.

"Jadi memang dia sengaja mengadu domba saya dengan pak Kapas. Saya tau cerita semua ini karena Pak Andi dengan kebesaran jiwanya mendatangi saya dan meluruskan masalah ini," sambungnya.

"Karena tidak mau jangan sampai terjadi fitnah," ujarnya.

Baca Juga: Sebagai Kota Predikat Universal Health Converage, Wali Kota Tidore Kepulauan Bakal Terima Penghargaan

Pati telah menyeret nama Wali Kota Tidore Kepulauan Capt. H. Ali Ibrahim mencatut nama Keluarga Wakil Wali Koa Tidore Muhammad Sinen, yang nantinya akan mengisi lapak yang disewa oleh Kedai Jojobo.

Bahkan untuk memuluskan agar Kedai Jojobo terus diperpanjang Izinnya, Pati menyogok Mansur dengan uang senilai Rp. 1 juta.

Tujuan uang itu untuk berkomunikasi dengan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tidore Kepulauan.namun uang tersebut ditolak oleh Mansur.

Baca Juga: Kepemimpinan AMAN, Pemda Tidore Kepulauan Raih Predikat Universal Health Coverage

"Sebenarnya yang bilang kalau lapak itu mau digunakan oleh Iparnya pak wakil, itu sumbernya dari Pati sendiri," ungkapnya.

"Karena dia bilang ke pak wali kalau lapak itu katanya mau digunakan oleh Iparnya wakil wali kota, disitu pak wali Kemudian bilang ke dia untuk silahkan ketemu dengan pak wakil," sambungnya.

"Saya liat saat pak wakil datang di Kedai Jojobo dan meluruskan nama baiknya, kemudian mereka teriak-teriak dan merontak dihadapan pak wakil, itu saya berkesimpulan bahwa Pati sudah keliru disitu," jelsnya.

Baca Juga: Kelola Tanpa Izin, Kedai Jojobo Ditertibkan Satpol PP Kota Tidore Kepulauan

Ketua Komunitas Pedagang Kuliner di Tugulufa ini menilai, langkah penertiban Kedai Jojobo oleh Pemerintah Kota Tidore Kepulauan itu sudah tepat.

Bahkan ia meminta kepada Pemerintah Kota Tidore Kepulauan agar tidak boleh membiarkan pengelola Kedai Jojobo membawa pulang barang-barang yang merupakan bantuan dari pemerintah.

"Mereka boleh keluar dari kedai, tapi tidak boleh membawa aset pemerintah, maka dari itu pemerintah kota sudah harus kembali menginventarisir bantuan pemerintah yang telah diberikan ke mereka agar segera ditahan," tegasnya lagi.

Baca Juga: Istri Mendiang Sultan Ternate ke 48 Kunjungi Ternate, Ini Kata Nita

Senada disampaikan Musatafa Adam, salah satu pedagang kuliner di Tugulufa, ia katakan sesungguhnya yang memungut uang senilai Rp. 50 ribu untuk transportasi angkut muat kursi dan meja itu adalah Pati dan ponakannya yang bernama Iskandar.

Bahkan mereka sempat mempertanyakan bahwa jika bantuan ini dari pemerintah tentu tidak mungkin ada pembiayaan.

Namun karena diancam jika tidak memberikan uang transportasi maka pedagang tidak akan dapat bantuan meja dan kursi.

Baca Juga: DWP Cabang Dinas Pendidikan Kota Tidore Kepulauan Serahkan Bansos di SMA Negeri 6 Tikep

"Kalau saya punya itu diberikan langsung ke Iskandar namun ada Pati juga disitu, karena uang ini diberikan itu bertepatan dengan mereka menurunkan barang (meja-kursi) di kedai saya," paparnya.

"Sementara yang lainnya itu ada yang bayar sampai Rp100 ribu, karena meja dan kursi ini tidak diturunkan sekaligus melainkan bertahap, jadi untuk angkut Kursi dibayar Rp50 ribu, begitu juga dengan meja senilai Rp50 ribu," tutupnya.***

Editor: Iswan Dukomalamo

Tags

Terkini

Terpopuler