Investor Pasar Modal di Wialayah Sumatera Utara pada Februari 2024 Meningkat 17.4 Persen

- 19 April 2024, 18:14 WIB
Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumatera Utara di Medan.
Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumatera Utara di Medan. /ANTARA/HO-OJK Sumut/

WARTA TIDORE - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumatera Utara melaporkan bahwa jumlah investor pasar modal di wilayah tersebut pada Februari 2024 mencapai 571.641 investor, meningkat 17,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023 yang mencatat 486.875 investor.

"Dari Februari 2024, terdapat 571.641 akun investor atau single investor identification (SID) yang terdaftar di Sumut," kata Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan Kantor OJK Provinsi Sumut, Wan Nuzul Fachri pada Jumat, 19 April 2024.

Wan Nuzul menilai peningkatan tersebut terjadi karena kemajuan teknologi yang tersedia saat ini dan melimpahnya informasi dalam sektor keuangan.

Terkait instrumen investasi, OJK mencatat bahwa investor di Sumut paling banyak memilih reksadana dengan total 537.575 investor hingga Februari 2024. Jumlah tersebut meningkat 18,16 persen dari tahun 2023.

Instrumen kedua yang populer adalah saham, dengan jumlah investor mencapai 254.421 pada Februari 2024 (dibandingkan dengan 212.647 investor pada Februari 2023), diikuti oleh surat berharga negara (SBN) dengan 53.676 investor pada Februari 2024 (dibandingkan dengan 44.949 investor pada Februari 2023).

Namun, dari sisi kepemilikan saham oleh investor di Sumut, OJK mencatat terjadi kontraksi sebesar 34,92 persen secara year-on-year (yoy).

Meskipun begitu, kepemilikan saham oleh investor perorangan menunjukkan peningkatan sebesar 16,58 persen yoy, sementara investor institusi atau perusahaan cenderung melepas kepemilikan sahamnya.

Menurut Wan Nuzul, pelepasan saham tersebut umumnya dilakukan untuk menambah modal, diversifikasi portofolio, dan memberikan likuiditas pada pemegang saham.

OJK juga menyebutkan, kegiatan perdagangan saham oleh investor di Sumatera Utara pada Februari 2024 cenderung moderat, tercermin dari total nilai transaksi jual dan beli saham yang mencapai Rp6,19 triliun.

Secara kumulatif, dari Januari hingga Februari 2024, akumulasi nilai transaksi saham di Sumut mencapai Rp13,56 triliun, dengan rata-rata bulanan sebesar Rp6,78 triliun.

OJK juga memaparkan bahwa sebanyak 11 perusahaan di Sumut telah melakukan penawaran umum perdana (IPO), satu perusahaan menerbitkan obligasi, dan lima entitas menerbitkan skema pendanaan kolektif (securities crowdfunding), dengan total modal yang terkumpul melalui emisi di pasar modal mencapai Rp4,67 triliun.

Dalam empat tahun ke depan, OJK dan Bursa Efek Indonesia (BEI) mengidentifikasi ada 10 perusahaan potensial asal Sumatera Utara yang akan melakukan IPO.

"Peningkatan jumlah perusahaan yang menerbitkan saham di daerah akan memberikan dampak positif terhadap lingkungan investasi yang lebih dinamis dan beragam, serta memberikan peluang bagi investor lokal dan nasional untuk berpartisipasi dalam pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara," ujar Wan Nuzul.

Dia juga menambahkan, perusahaan yang melakukan IPO akan memberikan dampak positif, seperti menciptakan lapangan pekerjaan baru, meningkatkan pendapatan pajak, dan mendorong ekosistem bisnis lokal.***

Editor: Iswan Dukomalamo

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah