WARTA TIDORE - Arab Saudi akan memulai ibadah puasa selama sebulan di bulan Ramadhan pada hari Senin, 11 Maret 2024 setelah bulan sabit baru resmi terlihat di Hawtat Sudair.
Dilansir dari ANTARA yang dikutip dari ARAB NEWS pada Senin, 11 Maret 2024, pemantauan bulan tersebut dilakukan oleh para astronom dari Departemen Observatorium Astronomi Universitas Majmaah di Riyadh yang dipimpin oleh astronom terkemuka Saudi, Abdullah Al-Khudairi.
Penampakan bulan sabit tersebut menjadi tanda bahwa Ramadhan dimulai pada 11 Maret di Arab Saudi, menandai awal bulan suci bagi sebagian besar dari hampir 2 miliar umat Islam di seluruh dunia.
Selain Arab Saudi, Qatar dan Uni Emirat Arab juga telah mengonfirmasi bahwa Ramadhan akan dimulai pada Senin. Sementara Oman, Pakistan, Indonesia, Australia, Malaysia, Brunei, dan Iran akan memulai puasa sehari setelahnya.
Penentuan awal Ramadhan bergantung pada perhitungan bulan dan penampakan fisik bulan baru, sebuah praktik yang berakar pada tradisi Islam.
"Perhitungan dan teknologi melengkapi proses penampakan. Saya katakan bahwa perhitungan astronomi dan pengamatan dengan mata telanjang, seperti mata manusia, keduanya saling membutuhkan," kata Al-Khudairi.
Universitas Majmaah berencana untuk meningkatkan fasilitas dan menambah tim untuk menyederhanakan proses penampakan bulan menjadi pusat pengamatan bulan.
"Kami ingin membangun gedung besar di sini. Ini akan menjadi pusat Majmaah untuk melihat bulan," ucap Wakil Direktur Penelitian Pascasarjana dan Ilmiah Universitas Majmaah, Mohammed Al-Shehri.
Keputusan awal Ramadhan memiliki arti penting agama dan budaya bagi umat Islam di seluruh dunia. Ramadhan, bulan suci dalam kalender Islam, dirayakan dengan puasa, doa, dan amal sebagai waktu pengabdian spiritual dan disiplin diri.
Umat Islam menahan diri dari makan, minum, merokok, dan kebutuhan fisik lainnya dari fajar hingga matahari terbenam sebagai bentuk ibadah dan ketaatan kepada Allah SWT.
Puasa di bulan Ramadhan adalah salah satu dari lima rukun Islam dan wajib bagi seluruh umat Islam dewasa, kecuali mereka yang sakit, lanjut usia, hamil, menyusui, menstruasi, atau bepergian.
Bulan suci tersebut menjadi waktu untuk melakukan refleksi bagi umat Islam dan juga bagi orang-orang dari semua agama, memupuk pemahaman dan saling menghormati di berbagai wilayah geografis, budaya, dan komunitas.***