Pemerintah Filipina Tuduh Tiongkok Lakukan Manuver Berbahaya di Laut Cina Selatan

- 17 Oktober 2023, 05:00 WIB
Tentara Filipina menjadi pusat perhatian di Pulau Thitu.
Tentara Filipina menjadi pusat perhatian di Pulau Thitu. /Reuters/Erik De Castro/

WARTA TIDORE - Pemerintah Filipina telah menuduh Tiongkok melakukan "manuver berbahaya" di Laut Cina Selatan yang disengketakan. Insiden ini terjadi ketika kapal angkatan laut Tiongkok membayangi kapal angkatan laut Filipina dan mencoba melintasi jalurnya. Kejadian ini dilaporkan terjadi pada tanggal 13 Oktober di dekat Pulau Thitu, yang juga dikenal sebagai Pulau Pag-asa di Filipina.

Menurut laporan, kapal angkatan laut Filipina, BRP Benguet, telah mengeluarkan peringatan radio kepada Kapal 621 Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLAN) Tiongkok. Namun, kapal PLAN kemudian membayangi Benguet yang sedang menjalankan misi pasokan, dan bahkan mencoba melintasi haluannya hanya sekitar 320 meter (350 yard) dari kapal Filipina.

Angkatan Bersenjata Filipina telah mengunggah video pertemuan ini dan mengatakan bahwa "manuver berbahaya" ini menimbulkan risiko besar terhadap keselamatan maritim, pencegahan tabrakan, dan bahaya bagi kehidupan manusia di laut. Mereka meminta Tiongkok untuk menghentikan tindakan tidak aman ini dan untuk bertindak secara profesional sesuai dengan hukum internasional.

Konflik antara Filipina dan Tiongkok di Laut Cina Selatan telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir, terutama di wilayah zona ekonomi eksklusif (ZEE) Manila yang berjarak sekitar 200 mil laut (370 km). Filipina dan Tiongkok berselisih dalam klaim wilayah di Laut Cina Selatan, yang secara luas diakui oleh negara-negara lain di kawasan tersebut.

Selain itu, Filipina telah mendesak Tiongkok untuk menghentikan "manuver berbahaya dan tindakan agresif terhadap kapal-kapal Filipina," yang dianggap berisiko menyebabkan tabrakan dan membahayakan nyawa personel maritim dari kedua belah pihak. Konflik juga telah terjadi di sejumlah tempat lain di Laut Cina Selatan, di mana klaim teritorial dan sumber daya laut menjadi sumber ketegangan antara negara-negara di kawasan tersebut.

Selain Filipina dan Tiongkok, sejumlah negara lain seperti Brunei, Malaysia, Taiwan, dan Vietnam juga mengklaim sebagian atau seluruh wilayah Laut Cina Selatan. Pemerintah Filipina telah menggambarkan kehadiran Tiongkok di dekat Pulau Thitu sebagai "ilegal" dan telah menyatakan bahwa tindakan Tiongkok melanggar hukum internasional.***

Editor: Iswan Dukomalamo

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x