Kepala BMKG: Dengan Operasi TMC, Mengantisipasi Cuaca Buruk Selama KTT ASEAN ke 42

11 Mei 2023, 08:29 WIB
Kepala BMKG katakan dengan operasi TMC, mengantisipasi cuaca buruk selama KTT ASEAN ke 42 /bmkg.go.id/

WARTA TIDORE - Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, mengatakan bahwa BMKG bersama BRIN, BNPB, dan TNI AU sedang melaksanakan operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk mendukung KTT ASEAN ke 42 yang diselenggarakan di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Operasi TMC ini telah dimulai sejak tanggal 9 Mei 2023 dan direncanakan akan berlangsung hingga tanggal 11 Mei.

Baca Juga: BMKG Kamis, 11 Mei 2023: Beberapa Wilayah di Indonesia Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

Operasi ini melibatkan Pesawat Cassa dari Skadron Udara 4 Lanud Abdulrachman Saleh, Malang, dengan posko di Bandara Tambolaka, Sumba Barat Daya.

"Dengan operasi TMC ini, kami berupaya mengantisipasi cuaca buruk selama acara KTT ASEAN ke 42 karena beberapa acara akan dilakukan di luar ruangan, seperti acara makan malam penyambutan para kepala negara ASEAN dan delegasi di Hotel Ayana," ujar Dwikorita di Labuan Bajo pada hari Rabu, tanggal 10 Mei 2023.

Dwikorita menjelaskan bahwa tugas BMKG adalah menentukan awan dan koordinat untuk penyemaian NaCl atau garam. Setelah itu, garam akan diangkut menggunakan pesawat milik TNI AU dan ditabur secara manual di atas awan target.

Penyemaian awan atau cloud seeding dengan menggunakan NaCl atau garam akan dilakukan pada awan-awan hujan cumulus.

Penyemaian garam bertujuan untuk mempercepat proses hujan agar terjadi sebelum acara KTT ASEAN di Labuan Bajo dimulai.

Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menyatakan bahwa pemerintah telah menyiapkan 20 ton garam untuk mendukung operasi TMC ini.

Beberapa titik penyemaian antara lain di sebelah timur laut dan timur Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai, Kabupaten Manggarai Barat, perbatasan Kabupaten Manggarai Barat dan Manggarai Timur, Laut Sawu, serta perairan dan padang savana di NTT.

"Penyemaian awan dilakukan pada ketinggian 8.000 - 10.000 kaki di atas permukaan laut," tambahnya.

Guswanto menjelaskan bahwa berdasarkan analisis dinamika atmosfer dan prakiraan dari data meteorologi BMKG, terjadi peningkatan kondisi cuaca yang disebabkan oleh perkembangan Madden Julian Oscillation (MJO) di kuadran 5.

Kondisi MJO ini berpotensi mempengaruhi cuaca di wilayah timur Indonesia secara umum, termasuk Labuan Bajo.

Saat ini, lanjut Guswanto, angin dominan bertiup dari arah Timur Laut - Tenggara yang dipengaruhi oleh aktifnya monsun Australia, sehingga perlu diwaspadai potensi terjadinya angin kencang.***

Editor: Iswan Dukomalamo

Sumber: bmkg.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler