Sebarkan Islam Wasathiyah di Daerah 3T, MUI Kirim Sejumlah Penceramah ke NTT

- 20 Februari 2024, 17:27 WIB
Para dai yang akan dikirim ke Nusa Tenggara Timur (NTT) berfoto bersama dengan pimpinan Majelis Ulama Indonesia di Jakarta, pada hari Selasa, 20 Februari 2024.
Para dai yang akan dikirim ke Nusa Tenggara Timur (NTT) berfoto bersama dengan pimpinan Majelis Ulama Indonesia di Jakarta, pada hari Selasa, 20 Februari 2024. /ANTARA/Asep Firmansyah/

WARTA TIDORE - Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengirimkan 20 dai ke Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai bagian dari upaya mengirimkan penceramah ke wilayah 3T (tertinggal, terluar, dan terdepan) untuk menyebarkan pemahaman tentang Islam Wasathiyah.

"Harapan saya adalah bahwa mereka dapat membantu masyarakat di tempat-tempat mereka berada. Mereka akan membantu dalam memahami Islam wasathiyah, yaitu Islam yang moderat," kata Ketua Umum MUI, Anwar Iskandar, saat pelepasan Dai di Kantor MUI, Jakarta, pada Selasa, 20 Februari 2024.

Anwar menjelaskan bahwa para dai yang dikirimkan akan bertugas selama enam bulan ke depan, dengan kemungkinan perpanjangan hingga satu tahun. Mereka tidak hanya akan memberikan ceramah, tetapi juga akan membantu menangani masalah-masalah yang ada di masyarakat.

Menurutnya, materi yang disampaikan oleh para dai tidak hanya berkisar pada persaudaraan (ukhuwah) saja, tetapi juga akan mencakup wawasan kebangsaan untuk memperkuat persatuan dan kesatuan antar umat beragama.

"Mengingat bahwa bangsa kita sangatlah plural, maka diperlukan pemahaman yang kuat terhadap ideologi untuk mencegah konflik dalam hal keyakinan di tengah-tengah masyarakat," katanya.

Anwar memberikan pesan kepada para dai agar menyampaikan khazanah Islam, akhlak Islam, dan tuntutan Islam sehingga ajaran Islam ini dapat disyukuri dan diamalkan dengan baik oleh masyarakat setempat.

"Kita semua sebagai bangsa harus menjaga dan menyelamatkan Indonesia ke depan," katanya.

Ia juga mengingatkan para dai untuk tidak menyampaikan dakwah dengan nada yang menyalahkan, karena hal tersebut tidak mencerminkan wajah Islam yang penuh kasih sayang.

"Pengajaran kebaikan haruslah dilakukan dengan kebaikan, baik dalam ucapan maupun sikap. Ajaran agama harus disampaikan dengan cara yang baik," tegasnya.

Halaman:

Editor: Iswan Dukomalamo

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x