Apa Itu Kista Bartholin? Kenali Penyebab, Gejala, Pemeriksaan dan Penanganannya

- 18 September 2023, 15:19 WIB
Ilustrasi: Apa itu Kista Bartholin? kenali penyebab, gejala, pemeriksaan dan penanganannya.
Ilustrasi: Apa itu Kista Bartholin? kenali penyebab, gejala, pemeriksaan dan penanganannya. /Freepik/Lifestylememory

WARTA TIDORE - Bartholin adalah kelenjar yang terletak di kedua sisi bibir vagina. Meskipun ukurannya kecil sehingga sulit terdeteksi oleh tangan atau mata, kelenjar Bartholin memiliki fungsi penting dalam menghasilkan cairan yang berfungsi sebagai pelumas saat berhubungan seksual. Kista Bartholin, di sisi lain, adalah benjolan yang berisi cairan akibat penyumbatan kelenjar Bartholin.

Biasanya, kista Bartholin memiliki ukuran kecil dan tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, jika cairan dalam kista tersebut terinfeksi, dapat menyebabkan abses atau penumpukan nanah.

Kelenjar Bartholin berperan dalam menghasilkan cairan yang berfungsi sebagai pelumas vulva dan vagina, yang membantu mencegah iritasi akibat gesekan selama hubungan intim. Ketika kelenjar Bartholin mengalami penyumbatan, cairan akan menumpuk, yang kemudian dapat memicu pembentukan kista. Penyumbatan ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk trauma, episiotomi, proses melahirkan, atau dalam beberapa kasus, penyebab yang tidak diketahui.

Selain faktor-faktor tersebut, kista Bartholin juga dapat disebabkan oleh infeksi di daerah genital. Meskipun tidak selalu terkait dengan penyakit menular seksual, penyebab paling umum kista Bartholin adalah infeksi gonore. Kista ini biasanya berisi cairan yang mengandung bakteri seperti Staphylococcus, Streptococcus, dan E. coli.

Penyebab Kista Bartholin

Kista Bartholin terjadi akibat penyumbatan pada saluran kelenjar Bartholin. Ketika saluran ini tersumbat, cairan akan terperangkap di dalam saluran atau kembali ke dalam kelenjar, yang seiring waktu dapat menyebabkan pembengkakan dan pembentukan kista.

Meskipun penyebab pasti penyumbatan kelenjar Bartholin belum diketahui, beberapa kondisi tertentu seperti luka, cedera, iritasi berulang, atau operasi pada area vagina dapat meningkatkan risiko penyumbatan kelenjar ini.

Pada beberapa kasus, kista Bartholin juga terkait dengan infeksi menular seksual, seperti gonore dan klamidia. Selain itu, infeksi Escherichia coli juga sering dikaitkan dengan munculnya kista Bartholin.

Kista Bartholin dapat terjadi pada semua kelompok usia, tetapi lebih sering terjadi pada wanita usia 20-30 tahun yang aktif secara seksual. Kondisi ini jarang terjadi pada wanita yang telah memasuki masa menopause karena kelenjar Bartholin biasanya telah menyusut pada saat itu.

Halaman:

Editor: Iswan Dukomalamo

Sumber: yankes.kemkes.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x