Kenali Penyebab, Faktor Resiko dan Gejala Asma

- 3 Desember 2023, 06:00 WIB
ILUSTRASI Asma.*
ILUSTRASI Asma.* /PIXABAY/

WARTA TIDORE - Asma adalah penyakit saluran pernapasan di paru-paru yang umumnya dicirikan oleh mengi berfrekuensi tinggi selama bernafas, terutama saat ekspirasi. Gejala melibatkan sesak nafas, sesak dada, dan batuk. Asma melibatkan peradangan kronis saluran udara, menyebabkan obstruksi aliran udara yang kembali dan respons yang berlebihan terhadap rangsangan.

Asma dapat didiagnosis jika seseorang mengalami sesak nafas dalam kondisi tertentu, seperti paparan udara dingin, debu, stres, flu, infeksi, kelelahan, alergi obat, atau alergi makanan, dengan atau tanpa gejala seperti mengi, sesak nafas, yang mereda dengan pengobatan.

Penyebab Asma

  1. Alergen utama: debu rumah, spora jamur, dan serbuk sari.
  2. Iritan: asap, bau-bauan, dan polutan.
  3. Infeksi saluran napas: virus.
  4. Perubahan cuaca yang ekstrim.
  5. Aktivitas fisik yang berlebihan.
  6. Lingkungan kerja.
  7. Obat-obatan.
  8. Emosi.
  9. Lain-lain: Refluks Gastro Esofagus.

Faktor Risiko

  1. Faktor internal: genetik, obesitas, jenis kelamin, usia, aktivitas fisik, dan ekspresi emosi yang kuat.
  2. Faktor Eksternal: iritan pekerjaan, infeksi virus di saluran napas, alergen, asap rokok, polusi udara, obat-obatan, dan perubahan suhu terkait musim atau geografi.

Tanda dan Gejala

  1. Suara ngik-ngik selama pernapasan.
  2. Kesulitan bergeraknya udara melalui saluran napas yang menyempit.
  3. Asimtomatik antara serangan.
  4. Kesulitan bernapas (dyspnea) karena penyempitan jalan napas.
  5. Frekuensi napas lebih dari 20 kali permenit (tachypnea).
  6. Penggunaan otot tambahan untuk bernapas.
  7. Keketatan di dada terkait penyempitan jalan napas.
  8. Takikardia (denyut jantung lebih dari 100).

Faktor-faktor Pencetus Asma

  1. Infeksi virus saluran napas.
  2. Pemajanan terhadap alergen, debu rumah, bulu binatang.
  3. Pemajanan terhadap iritan, asap rokok, minyak wangi.
  4. Kegiatan jasmani, ekspresi emosional, obat-obatan.
  5. Lingkungan kerja, polusi udara, pengawet makanan, dll.

Pemeriksaan melibatkan spirometri, rontgen, darah, tes kulit, penanda inflamasi, dan uji hiperaktifitas bronkus.

Penanganan melibatkan langkah-langkah mandiri seperti menghindari pemicu, berhenti dari aktivitas saat serangan, latihan napas, dan meminta pertolongan saat diperlukan. Obat-obatan dan pemeriksaan rutin juga dianjurkan.

Komplikasi melibatkan pneumothorax, pneumomediastinum, atelektasis, aspergilosis, gagal nafas, bronkitis, dan fraktur iga. Pencegahan melibatkan pengelolaan gejala, hindari pemicu, menjaga kebersihan lingkungan, vaksinasi, pola hidup sehat, dan pengelolaan stres.***

Editor: Iswan Dukomalamo

Sumber: yankes.kemkes.go.id


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah