Para Petani Terdampak Banjir di Beberapa Wilayah Jawa Tengah Dapat Bantuan dari Kementerian Pertanian

23 Maret 2024, 12:20 WIB
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melakukan inspeksi ke lahan pertanian di Grobogan, Jawa Tengah. /ANTARA/Humas Kementan/

WARTA TIDORE - Kementerian Pertanian (Kementan) telah mengalokasikan bantuan senilai Rp177 miliar untuk para petani yang terdampak banjir di beberapa wilayah Provinsi Jawa Tengah (Jateng).

“Dari total bantuan Rp177 miliar, sebesar Rp175 miliar disediakan untuk benih padi dan jagung, sedangkan Rp2 miliar untuk peningkatan pompanisasi di Jawa Tengah,” ungkap Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam keterangannya di Jakarta pada Sabtu, 23 Maret 2024.

Amran menjelaskan, bantuan tersebut disalurkan melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan untuk membantu kelompok tani di Provinsi Jawa Tengah agar dapat kembali produktif dalam menghasilkan pangan.

Rincian bantuan benih dari total Rp175 miliar tersebut meliputi benih padi untuk lahan seluas 126,7 hektar senilai Rp43,1 miliar, dan benih jagung untuk lahan seluas 146,5 hektar senilai Rp131,9 miliar. Bantuan ini telah diserahkan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Amran menegaskan, bantuan benih padi dan jagung tersebut akan disalurkan melalui pemerintah provinsi kepada kelompok tani yang terdampak banjir.

Sementara itu, untuk bantuan senilai Rp2 miliar berupa dua unit pompa air, 15 unit irigasi perpompaan, serta dua unit Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) khususnya untuk Kabupaten Grobogan.

Amran mendorong percepatan penanaman dengan menerapkan sistem pompanisasi di Jawa Tengah. Sistem ini dapat memberikan jaminan ketersediaan air sehingga petani dapat menanam tanaman pangan di segala musim.

Amran optimis, pompanisasi akan efektif dalam meningkatkan produksi dan langkah ini diambil untuk mengurangi dampak fenomena alam El Nino terhadap penurunan produksi berbagai komoditas pangan, khususnya padi.

“Sasaran kami adalah pompanisasi, di mana tanaman yang sebelumnya hanya bisa ditanam sekali sekarang dapat ditanam dua kali, dan yang ditanam dua kali bisa menjadi tiga kali. Kami menggunakan pompa untuk menyalurkan air, khususnya untuk mengurangi dampak El Nino,” ungkap Amran.

Sebagai salah satu wilayah sentra padi di Indonesia, Jawa Tengah memiliki sekitar 300 ribu hektar lahan tadah hujan yang potensinya dapat dimaksimalkan melalui penerapan pompanisasi.

Untuk mewujudkan program ini, Amran mengungkapkan bahwa terdapat Anggaran Biaya Tambahan (ABT) untuk pertanian yang salah satu fokusnya adalah pengadaan ribuan unit pompa.

“Kami telah menyiapkan 5.000 unit pompa untuk tahap awal di Jawa Tengah, mengingat ada 300 ribu hektar lahan tadah hujan yang dapat meningkatkan produksi padi di Jawa Tengah,” jelas Mentan Amran.

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Setda) Jawa Tengah, Sumarno, menyatakan bahwa sejumlah daerah di provinsi tersebut telah mengalami banjir pada pertengahan Maret 2024.

Banjir tersebut melanda beberapa daerah, termasuk Kabupaten Grobogan, Demak, Kudus, Pati, Kendal, Kota Semarang, Pekalongan, dan Jepara. Banjir tidak hanya merendam permukiman warga, tetapi juga lahan pertanian.

“Bantuan dari Kementerian Pertanian, khususnya benih padi dan jagung, akan didistribusikan oleh Dinas Pertanian kepada petani. Pembagiannya akan dilakukan bersama Forkopimda,” ujar Sumarno.***

Editor: Iswan Dukomalamo

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler