Aliran Lava Gunung Api Lewotobi Flores Timur,PVMBG: Jangan Masuk Radius Bahaya

- 20 Februari 2024, 20:44 WIB
Visual Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, NTT, pada Selasa (20/2/2024).
Visual Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, NTT, pada Selasa (20/2/2024). /ANTARA/PVMBG/

WARTA TIDORE - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melalui Pos Pengamatan Gunung Api Lewotobi Laki-laki, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap potensi guguran atau longsoran dari aliran lava yang kini telah mencapai jarak 4,2 kilometer dari pusat erupsi.

"Jangan masuk radius bahaya, terutama sektor timur laut dalam jarak lima kilometer," ujar Pengamat Gunung Api Lewotobi Laki-laki, Bobyson Lamanepa dari Kecamatan Wulanggitang, Flores Timur, pada Selasa, 20 Februari 2024.

Berdasarkan pengukuran dan pemantauan menggunakan pesawat nirawak (drone) hari ini, terlihat visual aliran lava telah mencapai 4,2 km, meningkat 100 meter dari pengukuran sebelumnya pada tanggal 3 Februari yang mencapai 4,1 km.

Bobyson menjelaskan peningkatan jarak aliran lava sekitar 100 meter dari pengukuran terakhir disebabkan oleh guguran ujung lidah lava yang masih tidak stabil, mengisi lembah dan sungai akibat gaya gravitasi.

Jarak dari ujung lidah lava ke arah pantai kini sekitar 2,5 km hingga 3 km.

"Kita tetap harus waspada terhadap potensi bahaya dari aliran lava ini, seperti guguran atau longsoran yang masih mungkin terjadi," kata Bobyson.

Gunung Api Lewotobi Laki-laki saat ini berstatus Siaga (Level III), dan PVMBG masih menyarankan agar masyarakat, pengunjung, dan wisatawan tidak melakukan aktivitas apa pun dalam radius 3 km dari pusat erupsi, serta dalam sektor 4 km arah utara-timur laut dan 5 km sektor timur laut.

Pada musim hujan, PVMBG juga mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap potensi banjir lahar hujan di sungai-sungai yang bermuara di puncak gunung, terutama saat hujan dengan intensitas tinggi.

"Masyarakat disarankan untuk menggunakan masker atau penutup hidung, mulut, dan mata untuk melindungi diri dari bahaya abu vulkanik saat gunung meletus," tambahnya.***

Editor: Iswan Dukomalamo

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x