Rusia Berencana Mengurangi Produksi dan Ekspor Minyak pada Kuartal ke Dua

- 4 Maret 2024, 07:05 WIB
Kapal tanker minyak mentah Fuga Bluemarine berlabuh di sekitar terminal Kozmino di Teluk Nakhodka dekat kota pelabuhan Nakhodka, Rusia, pada tanggal 4 Desember 2022.
Kapal tanker minyak mentah Fuga Bluemarine berlabuh di sekitar terminal Kozmino di Teluk Nakhodka dekat kota pelabuhan Nakhodka, Rusia, pada tanggal 4 Desember 2022. /REUTERS/Tatiana Meel/

WARTA TIDORE - Perdana Menteri Rusia Alexander Novak pada Minggu, 3 Maret 2024 mengatakan, Rusia berencana untuk mengurangi produksi dan ekspor minyak sebesar 471.000 barel per hari pada kuartal kedua, melalui kerja sama dengan beberapa negara anggota OPEC+.

Sebagai eksportir minyak terbesar kedua di dunia, Rusia telah memangkas ekspor minyak mentah dan bahan bakar sebesar 500.000 barel per hari pada kuartal pertama, serta berjanji untuk mengurangi produksi bersama negara-negara OPEC+ lainnya.

Novak menyatakan, Rusia akan secara bertahap mengurangi pengurangan ekspor. Pada bulan April, produksi akan dikurangi sebesar 350.000 barel per hari dan ekspor sebesar 121.000 barel per hari.

Pada bulan Mei, pengurangan produksi akan mencapai 400.000 barel per hari dan ekspor sebesar 71.000 barel per hari. Pada bulan Juni, seluruh pengurangan tambahan akan berasal dari produksi minyak.

Meskipun demikian, Novak tidak menyebutkan pengurangan ekspor bahan bakar, yang telah menurun sejak awal tahun ini akibat pemadaman listrik yang tidak terduga dan serangan pesawat tak berawak oleh Ukraina.

Rencana pengurangan volume penyulingan akan meningkatkan ketersediaan minyak mentah Rusia, memudahkan pengurangan produksi minyak. Pengurangan ekspor akan dilakukan dari rata-rata tingkat ekspor bulan Mei dan Juni 2023.

Meskipun belum jelas berapa kuota produksi Rusia setelah pernyataan Minggu itu, produksi diperkirakan akan turun menjadi sekitar 9 juta barel per hari pada bulan Juni, jika pengurangan tersebut berjalan sesuai rencana.

Tidak ada penjelasan tentang larangan ekspor bensin Rusia selama enam bulan yang dimulai pada 1 Maret dalam pernyataan Novak. Industri mengatakan bahwa Rusia terpaksa mengurangi produksi akibat sanksi baru, dengan alasan bahwa tidak ada kebutuhan untuk memproduksi lebih banyak dari yang bisa dijual Rusia.

Juru bicara Novak belum memberikan rincian lebih lanjut tentang pernyataannya.***

Editor: Iswan Dukomalamo

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x