Bulan April, Indonesia Bakal Jadi Produsen Sel Baterai Kendaraan Listrik Pertama di Asia Tenggara

- 9 Maret 2024, 13:58 WIB
Tina Talisa, Staf Khusus di Kementerian Investasi/BKPM.
Tina Talisa, Staf Khusus di Kementerian Investasi/BKPM. /ANTARA/Kementerian Investasi/

WARTA TIDORE - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan bahwa Indonesia akan memulai produksi massal baterai kendaraan listrik pada bulan April 2024. Ini merupakan pencapaian bersejarah dalam industri otomotif Indonesia dan menegaskan manfaat besar dari kebijakan hilirisasi.

Menurut Staf Khusus Kementerian Investasi/BKPM, Tina Talisa pada Sabtu, 9 Maret 2024, hilirisasi bertujuan menciptakan nilai tambah dari kekayaan alam, seperti nikel, yang melimpah di Indonesia. Investasi besar pertama dalam produksi terintegrasi baterai kendaraan listrik, senilai 9,8 miliar dolar AS, menjadi bukti nyata dari hal tersebut.

Produksi massal baterai kendaraan listrik akan dilakukan melalui PT Hyundai LG Indonesia (HLI) Green Power yang berbasis di Karawang, Jawa Barat. Ini menandai Indonesia sebagai produsen sel baterai kendaraan listrik pertama di Asia Tenggara dan mengukuhkan komitmen pemerintah dalam pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik nasional.

Tina juga menyebut, produksi massal ini akan menjadikan Indonesia sebagai negara pertama produsen sel baterai kendaraan listrik di Asia Tenggara dengan menggunakan teknologi terbaru dari LG. Ini akan memberikan dampak langsung pada penyerapan tenaga kerja muda Indonesia dan meningkatkan perekonomian masyarakat.

Presiden Direktur PT HLI Green Power, Hong Woo Pyoung, menegaskan kesiapan perusahaannya untuk memulai produksi massal. Dia juga menyatakan bahwa industri ini akan melahirkan engineer muda Indonesia yang ahli dalam pembuatan sel baterai mobil listrik secara profesional.

Dalam fase pertama, PT HLI telah menyerap investasi sebesar 1,1 miliar dolar AS dan memiliki kapasitas produksi 10 gigawatt/jam (GWh), yang cukup untuk membuat sekitar 150 ribu kendaraan listrik. Pada fase kedua, mereka berencana meningkatkan kapasitas produksi menjadi 20 GWh pada tahun 2025.***

Editor: Iswan Dukomalamo

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x