Network
WARTA TIDORE - Petugas Lapas Cianjur menemukan senjata tajam rakitan yang dimiliki oleh narapidana saat mengadakan razia bersama tim gabungan dari TNI/Polri dan BNNK Cianjur.
Jika ada narapidana yang kedapatan menyimpan senjata tajam, maka akan dipindahkan ke lapas lain sebagai sanksi.
Kepala KPLP Lapas Cianjur Kelas II B, Muhamad Nurjaman mengatakan, mereka sering mengadakan razia untuk mencari barang terlarang seperti senjata tajam, telepon seluler, dan narkoba yang dimiliki oleh narapidana.
Baca Juga: Terlibat Calo Penerimaan Bintara Polri Tahun 2022, 5 Oknun Polisi Diproses Hukum
"Petugas gabungan menemukan beberapa senjata tajam rakitan dan barang terlarang lainnya selama razia. Alasan narapidana menyimpan senjata tajam rakitan ini masih belum diketahui," kata Nurjaman.
Petugas gabungan melakukan pemeriksaan di setiap sudut tenda darurat (tempat tinggal sementara narapidana akibat beberapa ruangan di dalam lapas rusak berat karena diguncang gempa bumi beberapa waktu lalu) dengan tujuan mencari barang terlarang.
Setelah beberapa puluh menit melakukan pemeriksaan, petugas menemukan beberapa senjata tajam rakitan, 1 unit telepon selular, dan beberapa barang terlarang lainnya. Namun, petugas tidak menemukan narkoba di setiap tenda.
Baca Juga: Modus Loker ART, Seorang Mucikari Rekrut PSK
"Narapidana yang kedapatan menyimpan senjata tajam, telepon selular, dan barang terlarang lainnya sedang menjalani pemeriksaan oleh petugas gabungan dan mereka akan dikenai sanksi, termasuk pemindahan ke lapas di luar Cianjur," jelas Nurjaman.
Ia juga menyatakan bahwa mereka akan mencari tahu motif narapidana menyimpan senjata tajam di dalam tenda tempat mereka tinggal sementara.
"Kami akan mencari tahu mengapa mereka menyimpan senjata tajam di dalam tenda," kata Nurjaman.
Baca Juga: Sebelas Anggota TNI dan Polri Tertangkap Dalam Razia Tempat Hiburan Malam di Jakarta
Pihak lapas akan terus melakukan razia secara rutin untuk mencegah barang terlarang masuk ke dalam lapas, terutama narkoba.
Pemeriksaan dan pengawasan akan ditingkatkan, terutama setelah gempa bumi 5,6 magnitudo yang menyebabkan sebagian besar narapidana tinggal di dalam tenda darurat.***
