Perkuat Cadangan Pangan, Kepala Bapanas Serukan Bulog Maksimalkan Penyerapan Produksi Dalam Negeri

- 2 Mei 2024, 19:42 WIB
Arief Prasetyo Adi, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), tengah meninjau Sentra Penggilingan Padi (SPP) Bulog di Sragen, Jawa Tengah.
Arief Prasetyo Adi, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), tengah meninjau Sentra Penggilingan Padi (SPP) Bulog di Sragen, Jawa Tengah. /Antara/Humas Bapanas/

WARTA TIDORE - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menyerukan kepada Perum Bulog untuk memaksimalkan penyerapan produksi dalam negeri selama periode panen raya. Tujuannya adalah untuk memperkuat stok cadangan pangan pemerintah, terutama di wilayah Sragen, Jawa Tengah.

"Dalam kapasitasnya sebagai lembaga yang bertugas mengelola dan menyalurkan stok beras guna stabilisasi pangan, Bulog perlu segera bertindak untuk menyerap produksi, khususnya di saat panen raya seperti sekarang," kata Arief dalam keterangannya di Jakarta pada Kamis, 2 Mei 2024.

Arief menekankan, pentingnya sinergi antara Bulog dengan penggilingan untuk memastikan pasokan Gabah Kering Giling (GKG) ke Bulog.

Dia juga mengunjungi Sentra Penggilingan Padi (SPP) di Sragen, Jawa Tengah, dan menekankan kerjasama dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) serta penjemputan langsung gabah/beras dari petani.

Dengan infrastruktur pengolahan beras seperti SPP Bulog di Sragen, diharapkan kemampuan penyerapan dapat ditingkatkan secara maksimal. SPP Bulog Sragen memiliki mesin pengering dengan kapasitas 120 ton per hari, Rice Milling Unit (RMU) berkapasitas 6 ton per jam, dan 3 unit silo dengan kapasitas simpan 2.000 ton.

Arief juga menjelaskan, berdasarkan Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS), neraca produksi konsumsi beras pada bulan April dan Mei 2024, masih mengalami surplus masing-masing sebesar 2,96 juta ton dan 0,62 juta ton. Namun, pada Juni 2024 diperkirakan mengalami defisit sebesar 0,45 juta ton.

"Panen raya harus dijaga karena pada semester pertama ini, panen raya menyumbang hingga 70 persen dari total produksi nasional, terutama di sentra-sentra padi seperti di Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur," ujar Arief.

Arief menambahkan, stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) saat ini mencapai 1,5 juta ton. Stok ini digunakan untuk berbagai intervensi stabilisasi pangan, seperti operasi pasar dan program bantuan pangan beras yang menjangkau 22 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di seluruh Indonesia.

"Sesuai arahan Presiden Jokowi, penyaluran bantuan pangan beras dari stok CBP harus berasal dari produksi dalam negeri sebanyak mungkin," ungkapnya.

Halaman:

Editor: Iswan Dukomalamo

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah