WARTA TIDORE -Gubernur Maluku Utara, Abdul Gani Kasuba, menghadapi berbagai masalah dalam pengelolaan Rumah Sakit Umum (RSU) Chasan Boesoerie (CB) Ternate sebagai tanggapan terhadap kerusuhan yang terjadi dalam setahun terakhir.
"Kami telah menyelesaikan beberapa masalah yang terjadi di RSU CH ini. Semua pihak, termasuk Inspektorat dan BPKP, telah turun tangan. Jika ada korupsi sepeser pun, saya berharap Gubernur atau Sekretaris Provinsi tidak akan hidup lama," ujar Gubernur Abdul Gani Kasuba menanggapi aksi tersebut di kediaman pribadi Gubernur Maluku Utara pada hari Rabu, 24 Mei 2023.
Ia merasa tidak mampu lagi dan memohon kepada Allah, pemilik langit dan bumi, agar aksi ini tidak mengganggu pasien yang dirawat di RSU dan orang-orang yang sakit bertanggung jawab," tulisnya.
Gubernur merasa bahwa aksi yang dilakukan massa ini melampaui batas kewajaran, dan ia berdoa agar Allah memberikan teguran yang setimpal atas perbuatan mereka karena mengganggu kenyamanan pasien yang sedang menjalani perawatan medis.
Gubernur menyatakan bahwa aksi massa yang dilakukan di depan kediamannya sendiri dianggap mengganggu, karena kediamannya bersebelahan dengan RSU CB Ternate di mana banyak pasien yang sedang sakit dan membutuhkan ketenangan. Apakah pantas berteriak dilakukan yang tentunya sangat mengganggu pasien yang sedang berobat?
Baca Juga: Ratusan Paspor Calon Jamaah Haji Wilayah Kerja Kantor Imigrasi Kelas I TPI Ternate Telah Diterbitkan
Di sisi lain, massa yang menamakan diri Aliansi OKP Bersatu yang dipimpin oleh Alan Ilyas, dalam orasinya menyatakan bahwa masalah yang mendesak saat ini adalah manajemen RSU CB yang belum bisa diselesaikan oleh pejabat Pemerintah Provinsi Maluku Utara. Salah satunya adalah tertundanya pembayaran gaji PNS RSU CB Kota Ternate yang hingga saat ini belum dilunasi.