Meski Peningkatan Aplikasi Pembayaran, Temuan Survei di Swiss Masih Banyak Gunakan Uang Tunai

- 23 Februari 2024, 18:43 WIB
Ilustrasi menampilkan uang kertas 1.000 franc Swiss yang diambil pada 16 Februari 2016.
Ilustrasi menampilkan uang kertas 1.000 franc Swiss yang diambil pada 16 Februari 2016. /REUTERS/Ruben Sprich/

WARTA TIDORE - Sebuah survei yang dilakukan oleh bank sentral pada hari Jumat, 23 Februari 2024 menunjukkan bahwa, Swiss masih mencintai uang kertas dan koin, meskipun ada pertumbuhan aplikasi pembayaran seluler dan prediksi masyarakat tanpa uang tunai.

Uang tunai tetap menjadi metode pembayaran yang paling banyak diterima oleh bisnis yang berhubungan langsung dengan pelanggan, seperti toko dan restoran, sebelum pembayaran melalui aplikasi seperti Google Pay.

Sekitar 92% perusahaan yang menjalankan bisnis tatap muka di Swiss menerima uang tunai, sementara hanya 59% yang menerima pembayaran melalui aplikasi, demikian temuan studi tersebut.

Temuan survei dari Swiss National Bank berbeda dengan pengalaman negara-negara seperti Swedia yang semakin tidak menggunakan uang tunai. Namun, aplikasi seluler menjadi lebih populer, dengan tingkat penerimaan meningkat dari 40% pada tahun 2021, dan kini lebih diterima dibandingkan kartu kredit dan debit di Swiss.

Bagi perusahaan Swiss yang berhubungan dengan klien dari jarak jauh – seperti online, atau melalui email atau telepon – transfer bank adalah cara paling populer untuk menerima pembayaran, diikuti dengan faktur, lalu tunai, demikian temuan studi tersebut.

Ketersediaan dan penerimaan uang fisik telah menjadi tema politik di Swiss, di mana uang kertas secara tradisional populer bahkan untuk pembelian besar seperti mobil. Para pegiat telah menyampaikan kekhawatiran mengenai marginalisasi generasi muda dan lanjut usia, karena mereka tidak memiliki akses terhadap aplikasi pembayaran atau kartu, sementara jumlah bank dan mesin ATM semakin berkurang.

Dua referendum mengenai topik penerimaan uang tunai berdasarkan tradisi demokrasi langsung Swiss saat ini sedang dalam berbagai tahap setelah mengumpulkan hampir 200.000 tanda tangan.***

Editor: Iswan Dukomalamo

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x