Jutaan Tanaman Anggur Dimusnahkan di Australia, Ini Alasannya

- 9 Maret 2024, 18:37 WIB
Buah anggur yang tidak dipetik layu di kebun anggur dekat kota Griffith, di tenggara Australia, pada tanggal 26 Februari 2024.
Buah anggur yang tidak dipetik layu di kebun anggur dekat kota Griffith, di tenggara Australia, pada tanggal 26 Februari 2024. /REUTERS/Peter Hobson/

WARTA TIDORE - Jutaan tanaman anggur telah dimusnahkan di Australia, dan puluhan juta lainnya harus ditarik untuk mengendalikan kelebihan produksi yang telah merusak harga anggur dan mengancam mata pencaharian para petani serta pembuat anggur.

Dilansir dari Reuters pada Sabtu, 9 Maret 2024, penurunan konsumsi anggur di seluruh dunia telah memberikan dampak yang sangat buruk bagi Australia, terutama karena permintaan terhadap anggur merah yang lebih murah, produk unggulan negara itu, menurun dengan cepat, terutama di pasar utama seperti Tiongkok.

Sebagai eksportir anggur terbesar kelima di dunia, Australia memiliki persediaan lebih dari dua miliar liter, atau sekitar dua tahun produksi, pada pertengahan tahun 2023. Namun, sebagian besar dari persediaan ini rusak karena pemiliknya terburu-buru membuangnya dengan harga berapa pun.

"Pertanian adalah bisnis yang lama, tetapi kita tidak bisa terus menerus kehilangan uang," kata petani generasi keempat James Cremasco, ketika dia menyaksikan tanaman anggur yang ditanam oleh kakeknya di dekat kota Griffith, tenggara Australia, dimusnahkan.

Sekitar dua per tiga tanaman anggur Australia ditanam di daerah pedalaman yang beririgasi seperti Griffith, wilayah yang dipengaruhi oleh teknik penanaman yang diperkenalkan oleh migran Italia pada tahun 1950-an.

Namun, pembuat anggur besar seperti Treasury Wines, dan Accolade Wines, yang kembali fokus pada anggur kelas atas, sedang mengalami kesulitan, dengan buah anggur yang tidak dipetik layu di tanaman.

"Terasa seperti berakhirnya suatu era," kata Andrew Calabria, pemilik kebun anggur dan pembuat anggur generasi ketiga di Calabria Wines.

Harga anggur merah turun menjadi rata-rata A$304 per ton tahun lalu di wilayah seperti Griffith, turun dari A$659 pada tahun 2020, data dari Wine Australia menunjukkan.

Pemerintah menyadari tantangan yang dihadapi para petani dan berkomitmen untuk mendukung sektor ini, meskipun banyak petani merasa pemerintah dapat berbuat lebih banyak.

Halaman:

Editor: Iswan Dukomalamo

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x