Jelajah Kampung Muslim di Thailand, Desa Terapung Koh Panyee Didirikan Ratusan Tahun oleh Orang Jawa

- 22 Maret 2024, 02:00 WIB
Desa terapung Koh Panyee di lepas pantai Thailand Selatan.
Desa terapung Koh Panyee di lepas pantai Thailand Selatan. /Instagram/@amazingthailand_nl/

WARTA TIDORE - Di sekitar Laut Andaman, tepatnya di lepas pantai Thailand Selatan, berdiri sebuah desa terapung yang disebut Koh Panyee.

Desa ini mayoritas dihuni oleh penduduk beragama Islam dan terletak tersembunyi di sebuah teluk di selatan Thailand.

Desa tersebut dilindungi oleh formasi kapur yang besar dengan ketinggian sekitar 20 meter.

Menurut laporan dari Kanal YouTube Kabar Pedia pada Kamis, 21 Maret 2024, desa ini dihuni sekitar 400 keluarga, dengan total penduduk mencapai 1680 orang, yang merupakan keturunan dari tiga keluarga Muslim penjelajah laut asal Jawa.

Kampung terapung ini didirikan sekitar 200 tahun yang lalu oleh tiga keluarga nelayan keturunan Jawa.

Awalnya, ketiga orang itu mencari lokasi yang bagus untuk menangkap ikan, dan mereka berlayar menyusuri pantai Malaysia menuju Laut Andaman.

Akhirnya, mereka sampai di perairan Thailand dan menemukan sebuah pulau di Provinsi Phang Nga.

Setelah menemukan tempat yang mereka cari, mereka memberitahu nelayan lain dengan mengibarkan bendera di atas bukit, sehingga orang lain dapat bergabung dengan mereka untuk menangkap ikan.

Mereka menemukan tempat berlindung di dekat batu kapur besar dan mengibarkan bendera di atasnya. Lambat laun, banyak orang bergabung dengan mereka dan mulai membangun desa. Hingga akhirnya, desa tersebut menampung 400 keluarga.

Dengan hidup di atas air, mereka berhasil menghindari hukum Thailand yang melarang orang asing memiliki tanah di Thailand.

Namun, semakin banyak turis yang datang ke Thailand dan menjadikan Desa Koh Panyee sebagai salah satu objek wisata favorit, pada akhirnya penduduk keturunan Jawa tersebut mendapatkan hak kepemilikan tanah.

Berkat tiga keluarga nelayan yang menemukan tempat itu dan memutuskan menetap di sana, terbentuklah sebuah desa lengkap dengan hampir semua fasilitas yang dimiliki oleh desa-desa lain.

Hal pertama yang dibangun oleh penduduk Koh Panyee saat itu adalah sumur air tawar dan masjid.

Sekarang, Desa Koh Panyee memiliki satu sekolah tempat anak-anak belajar dan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari mereka.

Desa ini juga dilengkapi dengan rumah sakit, kuburan, pasar, toko, museum kecil, restoran, peternakan ikan, bahkan hotel sederhana.

Bagian yang menarik dari desa terapung ini adalah adanya tiga lapangan sepak bola terapung.

Lapangan-lapangan tersebut dibangun setelah Piala Dunia tahun 1986 dan terbuat dari kayu.

Warga Koh Panyee berusaha bersama-sama menciptakan ruang rekreasi dan permainan, sehingga tercipta lapangan sepak bola yang menantang secara geografis di lokasi tersebut.

Meskipun di masa lalu sebagian penduduk desa ini hidup dari memancing dan menangkap ikan, tetapi saat ini pariwisata juga telah menjadi sumber pendapatan yang berkembang.

Sayangnya, hanya generasi tua di Desa Koh Panyee yang masih menggunakan bahasa Indonesia, sedangkan generasi muda telah beralih menggunakan bahasa Thailand.

Perluasan wilayah di desa ini sudah tidak lagi memungkinkan, sehingga untuk generasi mendatang, mereka harus mencari tempat tinggal di daratan.***

Editor: Iswan Dukomalamo

Sumber: YouTube/@KabarPedia


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x