Terapi Pemulihan ODGJ, Ini yang Dilakukan Kemensos Melalui Sentra Wirajaya Makassar

- 1 Mei 2024, 02:00 WIB
Kementerian Sosial (Kemensos) melalui Sentra Wirajaya Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan pada (30/4/2024) memanfaatkan kegiatan berkebun sebagai salah satu sarana terapi pemulihan bagi orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).
Kementerian Sosial (Kemensos) melalui Sentra Wirajaya Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan pada (30/4/2024) memanfaatkan kegiatan berkebun sebagai salah satu sarana terapi pemulihan bagi orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). / ANTARA/HO-Biro Humas Kemensos/

WARTA TIDORE - Kementerian Sosial (Kemensos) melalui Sentra Wirajaya Makassar mengadopsi kegiatan berkebun sebagai salah satu metode terapi pemulihan bagi orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).

Dalam keterangan resmi yang disampaikan oleh Kementerian Sosial di Jakarta pada Selasa, 30 April 2024, Kepala Sentra Wirajaya Makassar, Nur Alam, menjelaskan bahwa tujuh ODGJ tengah mendapatkan perawatan di sentra tersebut.

Setiap individu mendapat perawatan yang sesuai dengan kebutuhan kesehatannya, termasuk pengobatan rutin dan kesempatan untuk berkebun serta mengembangkan keterampilan lainnya.

"Nah, ODGJ ini kalau ditangani dengan baik bisa pulih, bisa sehat dan mandiri kembali. Kalau sudah sehat, kita akan mencari keluarganya sehingga mereka bisa berkumpul kembali dan hidup bersama di tengah masyarakat," kata Nur Alam.

Menurutnya, berkebun dapat menjadi salah satu terapi yang efektif untuk melatih interaksi sosial ODGJ, bahkan membantu mereka untuk hidup mandiri serta memberi manfaat bagi orang lain melalui penjualan hasil panen.

Sebagai contoh, ia menyebutkan bahwa kebun hidroponik bisa menghasilkan sekitar 34-38 kilogram selada dengan harga jual Rp 25.000 per kilogram saat panen.

Salah satu penerima manfaat, Peter (52), mengungkapkan bahwa terapi berkebun membuatnya lebih bersemangat karena memberinya kesempatan untuk mengaktualisasikan diri.

"Ketika berkebun, pikiran saya menjadi lebih tenang. Beban yang saya rasakan terasa lebih ringan," ujar Peter.

Peter sudah lima bulan berkebun tanaman selada hidroponik dan sudah terampil dalam memindahkan bibit selada dari media tanam (rockwool) ke dalam netpot. Setelah berolahraga dan mandi di pagi hari, ia selalu mengunjungi greenhouse Sentra Wirajaya untuk memantau perkembangan tanamannya.

Halaman:

Editor: Iswan Dukomalamo

Sumber: ANTARA


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah