Dokter Spesialis Penyakit Dalam Katakan, Tidur Setelah Sahur Berdampak Peningkatan Gula Darah dalam Tubuh

24 Maret 2024, 14:45 WIB
Ilustrasi tidur. /Pexels/Andrea Piacquadio/

WARTA TIDORE - Dokter spesialis penyakit dalam lulusan Universitas Indonesia, dr. Rudy Kurniawan Sp.D MM MARS, menjelaskan bahwa tidur sesaat setelah sahur bisa berdampak pada peningkatan gula darah dalam tubuh.

“Durasi dan waktu tidur memiliki pengaruh. Jadi, sebaiknya setelah makan, jangan langsung tidur. Idealnya, tunggu minimal dua hingga empat jam setelah makan,” katanya dalam diskusi tentang diabetes di Jakarta pada Sabtu, 23 Maret 2024.

Rudy menjelaskan, tidur langsung setelah sahur dapat memengaruhi kadar gula darah dan sistem pencernaan menjadi tidak optimal. Hal ini bisa menyebabkan masalah pencernaan seperti GERD dan gangguan lambung lainnya.

Oleh karena itu, ia menyarankan untuk tidak langsung berbaring setelah makan, melainkan melakukan aktivitas ringan atau duduk tegak.

“Selain masalah gula, bisa muncul juga penyakit lainnya. Jadi, mungkin lebih baik setelah makan atau sahur, lakukan aktivitas ringan terlebih dahulu sebelum tidur,” tambahnya.

Ia juga menekankan, pentingnya pengendalian santapan berbuka puasa bagi penderita diabetes agar kadar gula darah tetap terkontrol. Disarankan untuk makan dengan porsi seimbang antara karbohidrat, protein, dan serat sesuai anjuran pemerintah dan WHO, serta mengurangi konsumsi gula, garam, dan lemak.

Selain itu, berbuka puasa dengan memakan kurma sebanyak 3 atau 5 butir saja dapat membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil.

“Kurma memiliki indeks glikemik yang sedang hingga rendah, sehingga tidak membuat gula darah naik secara signifikan yang dapat menimbulkan gejala diabetes,” jelas Rudy.

Rudy juga menyebutkan, penderita diabetes boleh berpuasa asalkan kadar gula darah mereka terkontrol dengan baik. Menurut literatur perhimpunan diabetes, kadar HbA1C seorang penderita diabetes harus terjaga di bawah angka 5,7 persen. Jika kadar gula darah melebihi ambang yang ditentukan, maka ada risiko gangguan ketika berpuasa.

Sebaiknya, penderita diabetes melakukan pemeriksaan satu bulan sebelum puasa untuk mengevaluasi kondisi kesehatan mereka, termasuk mengukur kadar gula darah dan menyesuaikan aturan penggunaan obat-obatan yang mungkin berubah selama puasa.

“Pemeriksaan satu bulan sebelumnya akan membantu dokter menilai risiko dan keamanan penderita diabetes dalam berpuasa, serta melakukan pengaturan obat-obatan yang diperlukan,” tambah Rudy.***

Editor: Iswan Dukomalamo

Sumber: ANTARA

Terkini

Terpopuler