Kenali Hipertensi dalam Kehamilan, Faktor Resiko dan Pencegahan

- 16 Januari 2024, 08:51 WIB
Ilustrasi kehamilan.
Ilustrasi kehamilan. /Pixabay/mvorocha/

WARTA TIDORE - Hipertensi dalam Kehamilan (HDK) didefinisikan sebagai tekanan darah 140/90 mmHg dalam dua kali pengukuran atau lebih. HDK memengaruhi sekitar 10% dari semua perempuan hamil di seluruh dunia. Ini menjadi faktor risiko ketiga terbesar yang menyebabkan kematian dini, terjadinya gagal jantung, dan penyakit gangguan otak.

HDK dipengaruhi oleh cara hidup dan kebiasaan seseorang, sering disebut sebagai penyakit pembunuh karena seringkali penderita tidak menyadari bahwa mereka mengidap hipertensi. Oleh karena itu, penderita datang berobat setelah timbul kelainan organ akibat hipertensi.

Penyakit dan kondisi ini termasuk preeklampsia, eclampsia, hipertensi gestasional, dan hipertensi kronik. HDK merupakan penyebab utama morbiditas akut berat, cacat jangka panjang, dan kematian ibu serta bayi.

Hampir sepuluh persen dari semua kematian ibu di Asia dan Afrika terkait dengan HDK, sedangkan seperempat dari semua kematian ibu di Amerika Latin disebabkan oleh komplikasi HDK. Sebagian besar kematian yang terkait dengan gangguan hipertensi dapat dihindari dengan menyediakan waktu yang cukup dan perawatan yang efektif untuk perempuan, khususnya yang mengalami komplikasi.

Faktor Risiko Kejadian Hipertensi dalam Kehamilan

  1. Primigravida, yaitu seorang wanita hamil untuk pertama kali atau primipaternitas (kehamilan anak pertama dengan suami kedua).
  2. Hiperplasentosis, seperti mola hidatidosa, kehamilan multipel, diabetes melitus, hidrops fetalis, dan bayi besar.
  3. Umur yang ekstrim (>35 tahun).
  4. Riwayat keluarga yang pernah mengalami preeklampsia/eklampsia.
  5. Penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil.
  6. Obesitas (BMI >35).

Pencegahan

Pencegahan hipertensi sebenarnya dapat dimulai dari ibu kepada anaknya dengan cara menyusui. Menyusui sangat disarankan oleh semua lembaga kesehatan, baik nasional maupun internasional, karena manfaatnya bagi kesehatan ibu dan anak.

Telah terbukti bahwa ibu yang menyusui anaknya memiliki risiko lebih rendah untuk mengalami gangguan kardiovaskular, termasuk hipertensi, dibandingkan dengan wanita yang tidak menyusui anaknya, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Pencegahan hipertensi juga dapat dilakukan melalui latihan aerobik, karena dapat menurunkan tekanan darah sebanyak 5-7 mmHg pada orang dewasa dengan hipertensi. Direkomendasikan untuk berolahraga dengan frekuensi 3-4 hari per minggu selama minimal 12 minggu pada orang dewasa dengan hipertensi.

Beberapa anjuran dalam upaya penurunan tekanan darah melalui modifikasi gaya hidup melibatkan penurunan berat badan dan penerapan perencanaan makan dengan Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH).***

Editor: Iswan Dukomalamo

Sumber: yankes.kemkes.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x