Faktor Resiko dan Pencegahan Kanker Payudara

- 23 Januari 2024, 08:07 WIB
Ilustrasi kanker payudara.
Ilustrasi kanker payudara. /Freepik/jcomp/

WARTA TIDORE - Mengingat adanya kecenderungan peningkatan jumlah penderita kanker, langkah-langkah pencegahan menjadi suatu keharusan. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah melaksanakan program deteksi dini kanker payudara yang dikenal dengan metode SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri). SADARI merupakan pemeriksaan yang dapat dilakukan dengan mudah oleh setiap wanita untuk mendeteksi adanya benjolan atau kelainan lain pada payudara.

Tujuan utama SADARI adalah menemukan kanker pada stadium dini agar pengobatannya menjadi lebih efektif. Namun, kesadaran untuk melakukan SADARI masih rendah di kalangan sebagian besar wanita. Penderita kanker payudara kini ditemukan pada usia yang lebih muda, bahkan remaja putri berusia empat belas tahun dapat mengalami tumor pada payudara yang berpotensi menjadi kanker jika tidak terdeteksi lebih awal.

Faktor risiko penyebab kanker payudara dibagi menjadi dua, yaitu faktor risiko yang tidak dapat diubah dan faktor risiko yang dapat diubah. Faktor risiko yang tidak dapat diubah melibatkan gender, faktor genetik atau keturunan, usia, dan pengaruh hormon. Sementara itu, faktor risiko yang dapat diubah terkait dengan gaya hidup tidak sehat, seperti obesitas, pola makan yang kurang sehat, konsumsi alkohol, merokok, penggunaan kontrasepsi oral, dan stres.

Kanker payudara memiliki dampak yang signifikan jika tidak diobati dengan baik, termasuk perubahan fisik dan dampak psikologis pada penderitanya. Salah satu penyebab tingginya tingkat kematian akibat kanker payudara adalah kurangnya kesadaran pasien untuk melakukan pemeriksaan dini. Gejala awal sering kali tidak disadari, sehingga pasien baru menyadari kanker pada stadium lanjut.

Pencegahan kanker payudara terbagi menjadi pencegahan primer dan pencegahan sekunder. Pencegahan primer bertujuan untuk menghindari terjadinya kanker payudara dengan mengurangi atau menghilangkan faktor risiko yang terkait.

Pencegahan sekunder melibatkan kegiatan skrining kanker payudara, seperti Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI), Pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS), dan mammografi. Pencegahan primer dan sekunder yang dilakukan dengan baik dapat mengurangi risiko terkena kanker payudara dan mencegah tingkat keparahan pada stadium lanjut, sedangkan tidak melakukan pencegahan dapat menyebabkan dampak negatif pada fisiologis, psikologis, dan kekebalan tubuh, bahkan dapat berujung pada kematian.***

Editor: Iswan Dukomalamo

Sumber: yankes.kemkes.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x