Tujuan Diet Khusus Pasca Stoke

- 29 Januari 2024, 06:00 WIB
Ilustrasi stroke.
Ilustrasi stroke. /Pixabay/Geralt/

WARTA TIDORE - Stroke, atau penyakit peredaran darah otak, terjadi ketika pembuluh darah yang membawa oksigen dan zat gizi ke otak tersumbat atau pecah. Akibatnya, dapat terjadi kelainan yang mempengaruhi kemampuan makan pasien dan mengakibatkan penurunan status gizi. Untuk mengatasi kondisi ini, diperlukan diet khusus.

Tujuan dari diet pasca stroke melibatkan beberapa aspek:

  1. Memberikan makanan secukupnya untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien, dengan memperhatikan kondisi dan komplikasi penyakit.
  2. Memperbaiki kondisi stroke, seperti disfagia, pneumonia, kelainan ginjal, dan dekubitus.
  3. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.

Diet pada pasien stroke dibagi menjadi dua fase berdasarkan tahapannya:

  1. Fase Akut (24 – 48 jam):Apabila pasien tidak sadarkan diri atau kesadarannya menurun, diberikan makanan parenteral dan dilanjutkan dengan makanan enteral (bisa melalui NGT).
  2. Fase Pemulihan:Fase di mana pasien sudah sadar dan tidak mengalami gangguan fungsi menelan (disfagia). Makanan diberikan peroral secara bertahap dalam bentuk makanan cair, makanan saring, makanan lunak, dan makanan biasa. Jika ada disfagia, makanan diberikan secara bertahap sebagai kombinasi antara parenteral nutrisi, peroral, dan NGT.

Prinsip dan syarat diet pasca stroke dengan memperhatikan kandungan gizi meliputi:

  • Energi cukup, yaitu 25-45 kkal/kg BB. Pada fase akut, energi diberikan 1100-1500 kkal/hari.
  • Protein cukup, yaitu 0,8-1 gr/kg BB. Jika pasien dalam keadaan gizi kurang, protein diberikan 1,2-1,5 gr/kg BB. Jika disertai komplikasi ginjal, protein dibatasi menjadi 0,8 gr/kg BB.
  • Karbohidrat cukup, 60-70% dari total kebutuhan.
  • Lemak cukup, 20-25% dari kebutuhan total. Lemak jenuh dibatasi menjadi kurang dari 10% dari kebutuhan total, dan kolesterol dibatasi menjadi < 300 mg/hari.
  • Vitamin cukup, terutama vitamin A, riboflavin, B6, asam folat, B12, C, dan E.
  • Mineral cukup, terutama kalsium, magnesium, dan kalium. Penggunaan natrium dibatasi dengan memberikan garam dapur maksimal 1 ½ sendok teh/hari.
  • Serat cukup, untuk menurunkan kolesterol dan mencegah konstipasi.
  • Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan pasien, dengan memberikan makanan dalam porsi sedikit tapi sering.***

Editor: Iswan Dukomalamo

Sumber: kemkes.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x